Bisnis.com, JAKARTA -- Memberikan ASI penuh selama dua tahun tentunya merupakan keinginan setiap ibu. Namun, setelah dua tahun, ternyata proses menyapih tidak semudah yang dibayangkan.
Ada anak yang tampaknya masih merasa nyaman menyusu bersama ibunya meski sudah melewati umur dua tahun. Belum lagi omongan dari orang sekitar tentang betapa sulitnya menyapih atau jika tidak buru-buru disapih, si anak menjadi manja.
Padahal, tidak ada satu pun penelitian yang menyebutkan bahwa anak yang lama menyusu akan menjadi anak yang manja.
Secara turun-temurun, ibu kita mungkin pernah bercerita tentang bagaimana sulitnya menyapih anak. Tak jarang pula cara-cara yang dilakukan justru terkesan memaksa, seperti meninggalkan anak di rumah dengan kakek-neneknya, membiarkan anak menangis berkepanjangan, hingga mengoleskan sesuatu yang tidak enak pada payudara.
Cara-cara tersebut bisa jadi berhasil, bisa juga tidak, tapi sedikit banyak kepercayaan si anak pada ibunya justru bisa berkurang.
Saat ini, ada cara menyapih yang dianggap paling nyaman, yaitu Weaning with Love atau Menyapih dengan Cinta. Berikut adalah beberapa tips agar menyapih berjalan lancar:
1. Tidak mengabaikan anak
Sebaiknya jangan mengabaikan anak atau membiarkannya menangis berkepanjangan saat proses menyapih. Hal ini bisa menimbulkan rasa tak percaya pada sang ibu dan juga bisa memberikan trauma pada si anak.
Apabila ibu harus meninggalkan anak, misalnya untuk bekerja, sebaiknya ibu tetap menyiapkan stok ASI di rumah.
2. Jangan mengoleskan sesuatu yang tidak enak ke payudara
Ini merupakan trik yang sering kita dengar dari orang tua zaman dulu. Namun, cara tersebut sekarang sudah dianggap kuno.
Sang anak yang selama ini selalu merasa nyaman dan percaya pada ibunya justru bisa merasakan hal yang berbeda karena merasa dibohongi.
3. Tidak menolak, tapi juga tidak menawari
Cara pertama yang perlu Anda lakukan saat menyapih dengan cinta adalah menggunakan metode “tidak menolak, tapi juga tidak menawari”. Jadi saat anak meminta ASI, tetap berikan seperti biasa.
Namun, jika anak tidak meminta, padahal sudah waktunya dia minum ASI, Anda tidak perlu menawarkannya. Dengan cara ini, biasanya secara bertahap frekuensi minum ASI si anak bisa berkurang.
4. Alihkan perhatian
Cara lain yang bisa Anda lakukan ketika si anak terus-menerus minta ASI adalah dengan mengalihkan perhatiannya. Anda bisa menawarinya minum susu, mengemil biskuit, atau mengajaknya bermain.
Malam hari biasanya menjadi waktu yang paling sulit untuk menyapih anak, terutama bagi anak yang harus menyusu sebelum tidur. Anda bisa memulai mengalihkan perhatian anak dengan menggendongnya, memeluknya, atau mengusap-usap punggung si anak hingga dia merasa rileks dan tertidur.
5. Dilakukan secara bertahap
Sebaiknya proses menyapih dilakukan secara bertahap. Hal ini agar proses menyapih tidak mengganggu ASI si ibu.
Jika proses menyapih dilakukan dengan cara mendadak atau dipaksa sedangkan si ibu tidak mengeluarkan ASI-nya secara rutin, maka payudara pun bisa membengkak dan terasa sakit.
Sementara itu, jika proses menyapih dilakukan dengan mengurangi frekuensi menyusu secara bertahap, stok ASI di payudara akan menyesuaikan dan payudara pun tidak akan membengkak.
Jika anak biasanya menyusu lima kali sehari, maka coba kurangi menjadi tiga kali, lalu dua kali sehari, dan lama-lama bisa menjadi dua hari sekali sampai berhenti total.
6. Minta bantuan ayah
Agar proses menyapih berjalan lancar, sang ayah juga harus mendukung. Ketika anak minta menyusu saat malam misalnya, ayahnya bisa menggendong si anak sampai dia tertidur.
Ayah juga bisa membantu ibu dengan mengalihkan perhatian si anak dengan mengajaknya bermain.
7. Kesabaran adalah kunci
Supaya proses menyapih berjalan lancar dan sukses, kesabaran ibu adalah kuncinya. Metode Weaning with Love memang biasanya memakan waktu hingga beberapa bulan.
Bisa saja anak baru berhasil disapih hingga usia 2,5 tahun atau bahkan lebih. Namun, hal itu tidak akan menjadi masalah, selama anak tetap merasa bahagia dan ibu pun merasa nyaman.
Tidak perlu mendengarkan omongan orang-orang sekitar yang biasanya mempertanyakan mengapa anak usia di atas 2 tahun masih menyusu. Percayalah bahwa proses tersebut adalah proses yang personal bagi ibu dan anak, sehingga apa yang terjadi tidak akan sama pada setiap orang.