Faisal Rusdi/abc.net.au
Show

Inilah Faisal Rusdi, Penderita Cerebral Palsy yang Sukses Jadi Pelukis

Dewi Andriani
Minggu, 5 Agustus 2018 - 01:47
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Keterbatasan fisik yang dialami Faisal Rusdi tak membuatnya terus berputus asa. Meski sempat merasa kecewa dan tak dapat menerima kondisinya saat itu, lambat laun Faisal Rusdi mampu bangkit dan menggali berbagai potensi yang dimiliki.

Sampai akhirnya, pria yang kini berusia 43 tahun tersebut berhasil menggelar pameran tunggal hingga mancanegara. Semua karyanya dihasilkan dengan goresan kanvas yang dilukis melalui mulut.

Faisal memang dilahirkan dengan kondisi cerebral palsy yang menyebabkan tangan dan kakinya tidak berfungsi.

Kala itu, orang tuanya sempat shock dengan kondisi fisik yang dialami putra pertamanya tersebut.

Inilah Faisal Rusdi, Penderita Cerebral Palsy yang Sukses Jadi Pelukis

Faisal Rusdi asik menggoreskan kuas di atas kanvas./imfpa.org

Namun, berbagai informasi dan dukungan yang didapatkan membuat orang tuanya semakin menunjukan rasa sayang dan memberikan stimulus terbaik kepada putra sulungnya tersebut.

Dukungan keluarga memang menjadi pondasi awal yang membangkitkan rasa percaya diri dan tumbuh kembangnya.

Selain dari keluarga, lingkungan pertemanan dan sekolah juga memegang peran penting sehingga dia merasa diterima di lingkungan dan membuatnya kembali bersemangat.

“Motivasi itu muncul dari diri sendiri dan keluarga. Semua memang butuh proses. Lambat laun saya bertemu dengan teman sesama disabilitas yang menerima dirinya sendiri, saya pun akhirnya dapat menerima kondisi sendiri. Ketika saya sudah bekerja berkarya, dan berkeluarga, saya semakin percaya diri. Dukungan keluarga, teman, dan lingkungan itu yang paling penting,” ujarnya.

Sebab, diakui olehnya masih banyak stigma dan diskriminasi yang diterimanya sebagai anak dengan kebutuhan khusus. Diskriminasi bisa juga dalam bentuk dukungan infrastruktur dan transportasi yang masih belum memadai bagi kaum difabel.

“Itu yang membuat teman-teman disabilitas dari sisi pendidikan terhambat karena lingkungan belum mendukung. Bagi kami, hambatan bukan dari fisik tapi dari lingkungan dan pandangan masyarakat kepada kami. Kadang stigma negatif yang diberikan kepada kami, itu agak membuat down tapi kami tetap berusaha dan membuktikan bahwa kami bisa hidup mandiri,” tuturnya.

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro