Seorang ibu menyusui bayinya./Istimewa
Health

Kisah Ibu yang Alami Baby Blues, Sempat Hampir Bunuh Diri

Dewi Andriani
Senin, 15 Oktober 2018 - 02:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA --Usai melahirkan anak kedua sekitar 3 tahun yang lalu, Adianti Reskoprodjo mulai mengalami depresi pasca melahirkan yang sering disebut sebagai baby blues syndrome.

Kondisi ini dipicu oleh berbagai faktor mulai dari masalah di dalam rumah tangga, kepindahannya ke rumah baru sehingga merasa asing dan seolah sendiri, belum keluarnya air susu ibu (ASI), hingga perasaan belum siap dengan kehadiran anak kedua.

“Setelah melahirkan saya membawa anak pulang ke rumah baru, sampai di sana kok berasa kayak asing. Malam itu saya sulit bisa tidur, banyak hal yang pikirkan dan semua mbulet. Besok paginya begitu melek saya ngga berhenti nangis, terus menangis sampai 3 hari,” ujarnya

Dia merasa semua masalah berputar-putra di dalam kepalanya seperti gelap dan asing. Bahkan, sempat pada saat setelah memandikan dan membersihkan pusar bayinya, sambil berurai air mata, wanita yang akrab disapa Nita ini hampir saja menenggak alkohol yang ada ditangannya.

“Aku tuh sudah hampir tiga kali percobaan bunuh diri, sempat mau minum obat tidur sebanyak-banyaknya dan ngga mau bangun lagi. Saat itu benar-benar merasa sangat depresi dan seperti ngga berharga, rasanya ingin mati saja,” tuturnya menceritakan kondisi baby blues yang dialami.

Melihat kondisinya tersebut, Nita mulai merasa ada yang tidak beres. Sempat berbicara kepada suami, sayangnya hal tersebut tidak dipahami oleh sang suami. Hal yang ada dalam pikiran suami adalah Nita sudah memiliki segalanya mulai dari rumah baru, anak yang lengkap dan sempurna, kasih sayang, dan lainnya sehingga tidak ada lagi hal yang harus dicemaskan.

Namun, tetap saja dia merasa cemas dan depresi. Akhirnya setelah mencari tahu kondisi yang dialami, Nita baru menyadari bahwa itu merupakan postpastum depression berupa baby blues syndrome.
Hal pertama yang dilakukannya adalah segera pulang ke rumah orang tua bertemu dengan orang tua, lalu pergi ke psikolog. Karena masalahnya lumayan berat, Nita disarankan ke pskiater agar diberi obat untuk mengatasi kondisinya.

“Saat ke pskiater ditawarin minum obat biar cepat sembuh tapi konsekuensinya jadi tidak bisa menyusui. Saya menolak dengan tegas karena meski mengalami baby blues saya tetap menjadi ibu yang baik dalam merawat anak, ketidakberesan hanya pada diri sendiri,” terangnya.

Kemudian pskiater menyarankan Nita melakukan hal yang paling disukai. Sebagai seorang trainer crossfit, tentu saja dia sangat menyukai olahraga tetapi karena sedang mengasuh dua orang anak dia merasa agak kesulitan.

Apalagi saat itu belum ada tempat olahraga yang kondusif membawa bayi. Mencari di internet olahraga bersama bayi yang ada hanya yoga. Menurutnya itu kurang menantang karena dia biasa melakukan olahraga crossfit.

“Lama-lama aku jadi sibuk mencari jenis olahraga bersama bayi dan rutin melakukannya. Iseng masukin ke instagram ternyata banyak para ibu yang juga butuh informasi tentang olahraga usai melahirkan. Saya jadi semakin bersemangat dan akhirnya lupa dengan postpartum depression itu,” ujar Nita yang kini telah memiliki sertifikat sebagai prenatal dan postnatal trainer serta Pendiri Fit Mum & Bub.

Dengan berolahraga dia merasa benang kusut yang ada di dalam pikirannya mulai terurai.

Apalagi ketika banyak yang membutuhkan informasi mengenai olahraga usai melahirkan. Saat itu, dia kembali merasa berharga setelah kurang lebih 6 bulan memiliki perasaan yang naik turun.

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro