Seorang ibu menyusui bayinya./Istimewa
Health

Tiga Cara Ini Bisa Ibu Lakukan Saat Hendak Stop Menyusui

Eva Rianti
Jumat, 18 Januari 2019 - 17:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Berhenti menyusui adalah semata-mata keputusan ibu. Selama ibu dan anaknya senang dengan proses ini, tidak ada salahnya untuk melanjutkan. Namun, jika tidak mampu melanjutkan, diperlukan beberapa cara agar anak ataupun ibu bisa menyesuaikan kebiasaan menyusui yang berubah. 

Ada banyak alasan seorang ibu ingin berhenti menyusui, diantaranya puting yang sakit dan nyeri karena menyusui, ketidakmampuan untuk menghasilkan susu yang cukup bagi sang buah hati, ataupun jadwal kerja yang sibuk. 

Keinginan untuk berhenti menyusui ini tentu akan menimbulkan efek-efek yang perlu diantisipasii dengan cara-cara tertentu. 

Mari kita lihat tiga cara yang bisa ibu lakukan untuk mengelola transisi dan ketidaknyamanan ini sehingga anak ataupun ibu bisa terbiasa dengan rutinitas menyusui yang baru, seperti dilansir dari Boldsky, Kamis (17/1/2019).

Pertama, berikan nutrisi yang tepat untuk bayi. Jika bayi kurang dari satu tahun dan ibu memutuskan untuk berhenti menyusui, ibu masih perlu memberi makan bayi dengan ASI donor yang memiliki formula bayi.

Bayi setelah 6 bulan dapat mulai makan makanan padat yang sesuai dengan usianya, namun mereka juga membutuhkan kombinasi susu yang diperkaya zat besi, disamping mengandung protein, nutrisi, dan antioksidan lain yang bermanfaat untuk kekebalan tubuhnya.

Sangat disarankan bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika mereka khawatir tentang diet seimbang yang tepat untuk bayi mereka dan kebutuhan ideal mereka akan kalori harian.

Sebagai informasi, bayi tidak boleh diberi susu kedelai, susu sapi atau susu apa pun yang teksturnya lebih keras, jika kurang dari setahun.

Kedua, kurangi durasi menyusui. Menyusui tidak boleh dihentikan dalam sekali jalan. Berhenti mendadak dapat menyebabkan rasa sakit pada puting ibu.

Payudara bisa menjadi membesar yang menyebabkan banyak rasa sakit. Ada kemungkinan bagi ibu dan anak untuk menjadi stres secara psikologis.

Menghentikan proses ini harus dilakukan berminggu-minggu secara terencana. Ibu harus memilih sesi di mana bayi tidak terlalu peduli dengan apa yang ia makan.  

Biarkan bayi menyesuaikan diri dengan perubahan ini terlebih dahulu, sebelum beralih ke modifikasi lain dalam rutinitas menyusu.

Proses yang sama harus diulang beberapa kali sampai sesi menyusui terakhir telah dieliminasi dan seluruh rutin terkendali. Perubahan terakhir, biasanya terkait dengan sesi makan pagi dan sore, adalah yang paling sulit untuk diatasi.

Penting bagi ibu untuk membiarkan dirinya sendiri dan bayinya cukup banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan rintangan terakhir ini. Biarkan itu terjadi secara bertahap.

Beberapa ibu membiarkan tahap terakhir ini berlanjut selama beberapa bulan, sehingga semuanya menjadi normal seiring berjalannya waktu.

Ketiga, gunakan pompa. Jika bayi menyusu lebih banyak, ibu harus memompa secara teratur untuk memasok ASI. Sekresi ASI mulai berkurang dari waktu ke waktu ketika bayi mengonsumsi lebih sedikit.

Proses ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan ringan, pembengkakan, dan nyeri payudara pada ibu. Solusi yang baik untuk mengurangi rasa sakit adalah memompa ASI dalam jumlah kecil. Proses ini diusahakan tidak dilakukan lebih dari 2—3 menit. 

Susu yang dipompa dapat diberikan kepada bayi nanti dalam beberapa sesi menyusui. Hal ini memungkinkan bayi untuk terbiasa dengan proses penyapihan, sambil juga membantu para ibu dalam penyusutan persediaan ASI mereka.

Penulis : Eva Rianti
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro