Bisnis.com, JAKARTA - Operasi lasik mata dikenal untuk mengembalikan ketajaman mata dalam melihat dan membaca jarak jauh, ke kondisi normal.
Di kepala banyak orang, operasi mata lasik ini dianggap sebagai solusi permanen untuk dapat menanggalkan kacamata atau softlens selamanya.
Seiring berkembangnya teknologi dan pamornya, semakin banyak informasi mengenai lasik yang beredar, namun info tersebut salah.
Berikut mitos-mitos tentang lasik yang harus diluruskan:
Operasi LASIK Mata merupakan Teknologi Baru, Belum Dapat Dipercaya
LASIK yang merupakan singkatan dari “laser-assisted in situ keratomileusis”, sudah dipraktikan sejak awal 1990 di Amerika Serikat. Masuk ke Indonesia, sekitar 1997.
Gholam Peyman adalah penemu lasik yang mendapat patennya pertama kali pada 1989. Dokter Peyman mulai mengembangkan penemuan ini sejak awal 1980.
Artinya, teknologi lasik sudah ada sejak lebih dari 20 tahun lalu dan telah melalui berbagai kemajuan yang signifikan hingga hari ini.
Operasi LASIK Mata Itu Sakit, ditusuk-tusuk, bisa bikin buta
Sebagaimana tersirat dalam singkatannya yang disebut di atas, lasik menggunakan laser dalam prosedurnya, tanpa pisau sama sekali.
Laser excimer, jenis laser yang tingkat presisinya sangat tinggi, digunakan untuk membuka lapisan kornea atau flap (in situ) dan membentuk kembali jaringan kornea yang sehat (keratomileusis).
Sejak awal dikembangkan, tidak pernah ada kasus kebutaan karena lasik yang pernah dilaporkan di seluruh dunia. Lasik pun menggunakan jenis laser yang tidak dapat “membakar” mata.
Efek samping operasi ini seperti mata kering, buram, dan sejenisnya memang sering terjadi pascaoperasi. Tetapi, semakin lama akan semakin membaik seiring berjalannya proses penyembuhan. Komplikasi operasi lasik dapat juga terjadi tetapi presentasenya kurang dari 1%.
Operasi lasik mata dapat memperbaiki segala masalah indera penglihatan
Operasi mata yang menggunakan laser bukan hanya lasik. Tidak semua gangguan mata memerlukan ataupun dapat disembuhkan oleh lasik.
Jenis kelainan refraksi atau penglihatan mata yang dapat diatasi oleh lasik di antaranya adalah kelainan mata untuk melihat jarak jauh baik myopia, hipermetropia, maupun silinder.
Konsultasi dengan dokter mata wajib dilakukan untuk memutuskan apakah seseorang memerlukan maupun dapat menjalani prosedur lasik. Terdapat beberapa kondisi medis yang menjadi kriteria yang harus dipenuhi.
Proses operasi lasik mata memakan waktu lama
Dengan teknologi canggih dan modern ini, lasik hanya membutuhkan sekitar 20 menit sejak pasien masuk hingga ke luar ruang operasi.
Persiapan menjelang operasi tergantung kondisi pasien, hanya membutuhkan 2-4 minggu. Itupun hanya berupa pantangan seperti tidak memakai softlens selama 2 minggu sebelum evaluasi awal, tidak memakai kosmetik apa pun sehari sebelum operasi, dan sebagainya.
Operasi lasik mata terlalu mahal
Mahal itu relatif. Jika biaya tindakan ditotal secara keseluruhan, termasuk biaya pemeriksaan dan lain-lain, kisaran harga lasik dapat mencapai puluhan juta rupiah.
Setelah operasi mata jadi bebas kacamata selamanya
Mata pada umumnya mengalami penurunan daya akomodasi sejak usia seseorang mencapai 40 tahun. Oleh sebab itu semua orang membutuhkan kacamata untuk melihat atau membaca pada jarak dekat. Tidak terkecuali pada mata yang sudah dilakukan operasi lasik.
Namun tentu saja operasi lasik tetap memberikan keuntungan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan kacamata dan kontak lens.
Pemeliharaan mata harus selalu dilakukan untuk tetap menjaga kesehatannya. Pemeriksaan mata harus dilakukan secara komprehensif setiap 6-12 bulan.
Operasi lasik mata di mana-mana sama, cari saja yang paling murah
Harga operasi lasik sangat dipengaruhi kualitas alat dan “nama” dokter yang melakukan tindakannya. Sangat penting untuk mencari tahu mengenai pengalaman dokter yang akan melakukan tindakan lasik. Jangan jadikan harga sebagai penentu keputusan.