Bisnis.com, JAKARTA - Harapan baru bagi para penderita kanker adalah dengan pengobatan metode imunoterapi. Pengobatan jenis ini adalah dengan mengaktifkan sel-sel imun agar melawan sel kanker.
Pada dasarnya tubuh manusia memiliki sistem imun yang dapat melawan sel penyakit. Akan tetapi, sel kanker sangat pintar dan memiliki kemampuan untuk lari dari radar sistem imun tubuh sehingga tidak terdeteksi oleh sistem imun.
Nah, imunoterapi merupakan terapi dengan cara mengaktifkan sel-sel imun tubuh sehingga dia dapat mengenali sel kanker dan aktif menyerangnya. Salah satu penanganan kanker yang dapat ditangani dengan imunoterapi adalah kanker paru.
“Beberapa penelitian menunjukkan, pasien kanker paru yang diberikan imunoterapi memiliki respon terapi yang lebih baik. Indikatornya adalah dari perkembangan tumor yang bisa dihentikan,” kata dokter spesialis penyakit paru dari RS Persahabatan Jakarta Sita Laksmi Andarini belum lama ini.
Dokter patologi anatomi Lisnawati menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat jenis leukosit T (T-cells) yang dapat menyerang sel kanker sehingga T-cells harus diaktifkan untuk melawan sel tersebut. T-cells yang aktif akan membunuh sel tumor atau sel kanker sehingga harapan kesembuhan semakin tinggi.
Harapan Hidup
Pemberian imunoterapi dapat meningkatkan harapan hidup pada penderita kanker paru stadium 3B dan stadium 4. Imunoterapi yang telah diuji sebagai terapi kanker paru adalah pembrolizumab atau anti PD-L1.
Pembrolizumab akan bekerja untuk memutus ikatan antara reseptor PD1 yang ada di sel-sel limfosit T (bagian dari sistem imun) dengan PD-L1 yang ada di permukaan sel-sel kanker.
Ketika resptor PD1 pada sel limfosit T ini bertemu atau berikatan dengan PD-L1 yang ada di sel tumor, maka sel T menjadi lumpuh alias tidak aktif. Ia tidak bisa mengenali sel tumor untuk dimusnahkan.
“Terapi anti PD-L1 dimaksudkan untuk memutus ikatan PD1 dengan PD-L1, sehingga sel T kembali aktif membunuh sel-sel tumor,” jelas Lisnawati.
Bersifat Individu
Tidak semua pasien kanker paru cocok dengan terapi ini, karena sifatnya sangat individual.
“Hanya efektif diberikan pada pasien kanker paru yang sel-sel tumornya menunjukkan ekspresi PD-L1 lebih dari 50 persen,” jelasnya lagi.
Penelitian membuktikan jika ekspresi PD-L1 lebih dari 50%, kemudian diberikan imunoterapi, respons pengobatannya mencapai 60%. Anti PD-L1 pembrolizumab bisa membuat pasien kanker paru mengalami progression free survival (masa tumor tidak berkembang) selama 10 bulan.
“Masa 10 bulan terbebas dari gejala ini nampaknya tidak bermakna, tetapi bagi pasien akan sangat bermakna,” kata Sita. Harapan melalui imunoterapi tersebut menambah angka harapan hidup pasien kanker paru yang hanya menerima pengobatan kemoterapi.
Lisna menambahkan, saat ini pemeriksaan PD-L1 sudah bisa dilakukan di Indonesia, yaitu di FK UGM Yogyakarta dan di RS Dharmais Jakarta. Kendala imunoterapi adalah biaya yang masih tinggi dan belum ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.