Istimewa
Health

Diet Karnivor Bisa Obati Penyakit Autoimun? Ini Penjelasannya

Eva Rianti
Jumat, 12 Juli 2019 - 19:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Seorang ahli mengklaim bahwa melakukan diet karnivor dapat membantu mengobati penyakit autoimun.

Praktisi kedokteran fungsional bersertifikat dari Institute pf Functional Medicine Dr. Paul Saladino mengatakan bahwa diet karnivor secara signifikan bermanfaat bagi orang yang menderita penyakit autoimun.

Mengutip informasi dari Medicaldaily, Saladino berpendapat bahwa makanan adalah sebagian besar dari akar penyebab penyakit.

Saladino pertama kali tertarik pada diet karnovir setelah dia mendengar sahabatnya, Jordan Peterson berbicara tentang putrinya, Mikhaila yang menderita juvenile rheumatoid arthritis. JRA adalah penyakit radang autoimun.

Kondisi kesehatan pasien yang menderita JRA membaik setelah mengikuti pola makan daging saja. Saladino mengaku terkejut ketika mendengar kondisi Mikhaila berbalik dan benar-benar sembuh dari JRA serta depresi. Dua kondisi itu terjadi karena mekanisme imunologis dan respon inflamasi yang bersamaan.

Saladino kemudian berpikir mungkin lebih banyak memakan hewan daripada tanaman lebih baik karena tanaman dapat memicu autoimunitas melalui berbagai mekanisme.

Saladino juga mempelajari karya Dr. Steven Gundry, penulis ‘The Plant Paradox’ untuk menguraikan pengetahuannya tentang efek memakan tanaman bagi manusia.

Saladino menemukan bahwa lektin, protein nabati yang kadang-kadang disebut sebagai protein pengikat gula, berikatan dengan molekul gula pada permukaan sel.

Kondisi itu kemudian akan mengganggu penyerapan nutrisi di dinding usus dan secara negatif memengaruhi mikrobioma usus dengan menggeser keseimbangan flora bakteri.

Dari situ dia menyimpulkan bahwa lebih baik mengikuti diet serba daging daripada makan makanan nabati.

Saladino merekomendasikan diet karnivor kepada mereka yang menderita penyakit autoimun karena diet ini menawarkan metionina, glisin, dan nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh. Dia menambahkan bahwa diet karnivora dapat dioptimalkan dengan puasa intermiten atau puasa secara berkala.

Terlepas dari penelitian tersebut, beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa mengonsumsi daging yang mengandung metionina, asam amino esensial yang mengandung sulfur, dalam jumlah tinggi dapat memperpendek umur.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap tikus. Diketahui bahwa tikus biasanya menjadi model penelitian untuk penelitian seputar gangguan dan penyakit pada manusia.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika jumlah metionina pada tikus laboratorium meningkat dua persen, umur mereka mulai berkurang.

Kendati demikian, studi lanjutan menemukan bahwa bukan metionina yang menyebabkan umur tikus lab berkurang, melainkan lantaran ketidakseimbangannya dengan glisin dalam makanan tikus.

Penulis : Eva Rianti
Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro