Bisnis.com, JAKARTA - Sutradara Garin Nugroho mengungkapkan perasaannya setelah mengetahui film karyanya, Kucumbu Tubuh Indahku, dihentikan penayangannya di Bandar Lampung beberapa hari lalu. Permintaan penghentian penayangan dilakukan oleh sebuah organisasi kemasyarakatan yang mengatasnamakan agama.
"Saya enggak tahu karena enggak ada saya. Cuma begini, pemerintah harus turun tangan. Pemerintah selalu jargonnya itu antiradikalisme dan antikekerasan jalanan. Kalau itu hanya jadi jargon politik yang mau dijual untuk popularitas, tapi sehari-hari tindakan kekerasan itu berjalan, maka radikalisme akan tumbuh," ujar Garin melalui sambungan telepon, Rabu (13/11/2019).
Garin menyebut film kontroversial yang menceritakan kisah penyuka sesama jenis arahannya tersebut sudah lulus sensor yang sesuai prosedur hukum, sehingga menurutnya aksi radikalisme oleh ormas keagamanaan tersebut perlu dilawan.
"Film itu telah lulus sensor, jadi sebenarnya penutupan [bioskop] itu memalukan pemerintah, karena saya telah melakukan pekerjaan sesuai prosedur hukum. Jadi sebenarnya pemerintah sangat dipermalukan, bukan saya," sambungnya.
Menurut Garin, pencekalan pun pernah ia alami saat pemutaran filmnya berlangsung di Semarang beberapa bulan lalu. Namun, ia mampu melawan karena pada saat itu ia sedang berada di lokasi.
"Kalau saya yang di Semarang saya lawan. Kalau di Lampung enggak ada saya, saya mau ngapain? Aku enggak tahu sama sekali. Kalau di Semarang mereka menutup [bioskop] aku meminta wali kota untuk turun tangan," terang Garin.
Garin berharap pemerintah menindak tegas kejadian tersebut. Jika perlu, otoritas daerah mampu menindaklanjuti oknum yang melanggar hukum berupa hukuman kurungan penjara.
"Harapnnya ya lakukan tindakan hukum sesuai prosedur hukum saja. Kalau tidak semua antiradikalisme hanya jualan politik saja. Semua organisasi radikal ditutup tapi mereka bebas berkeliaran tidak diberi tindakan hukum, menutup kesenian, menutup yang lain," ujar Garin.