Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang belum kunjung teratasi, ketersediaan alat bantu pernapasan atau ventilator mulai tak memadai, padahal ventilator sangat dibutuhkan bagi pasien yang positif terkena Covid-19.
Ventilator mekanik sendiri adalah mesin yang digunakan untuk mendukung pasien dengan kondisi pernapasan parah yang berdampak pada paru-paru, termasuk pneumonia.
Sebelum seorang pasien ditempatkan pada ventilator, staf medis seringkali ahli anestesi akan melakukan prosedur yang disebut intubasi. Setelah pasien dibius dan diberikan pelemas otot, tabung ditempatkan melalui mulut dan masuk ke tenggorokan.
Merujuk data Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) Kementerian Kesehatan, jumlah ventilator di Indonesia saat ini ada sebanyak 8.396 unit yang tersebar di 1.827 rumah sakit di seluruh negeri. Adapun, harga ventilator saat ini berkisar Rp300 juta—Rp800 juta per unit.
“5%-10% pasien Covid-19 akan masuk kondisi kritis sehingga membutuhkan ventilator. Di Jakarta, ventilator terbatas saat tidak ada pandemi covid, dengan terdapatnya covid semakin sulit,” kata dr. Jaka Pradipta Spesialis Paru kepada Bisnis, Selasa (14/3/2020).
Sementara, dikutip dari The Guardian, Prof Sarath Ranganathan, anggota dari Lung Foundation Australia dan Direktur respiratory dan sleep medicine di Melbourne’s The Royal Children’s Hospital mengatakan bahwa begitu seorang dokter melihat bahwa seorang pasien membutuhkan ventilator maka hal itu diperlukan dengan cepat.
"Pasien dapat bertahan untuk jangka waktu pendek menggunakan bentuk ventilasi manual seperti menggunakan sistem kantong dan masker dengan oksigen, tetapi biasanya terpasang ke ventilator harus dalam waktu 30 menit jika kritis."
Salah satu cara yang paling jelas untuk menghindari kekurangan ventilator adalah dengan mengurangi jumlah orang yang terkena penyakit. Itu berarti mengikuti semua saran kesehatan, termasuk aturan menjaga jarak dan kebersihan sosial.