Bisnis.com, JAKARTA – Kembalinya masyarakat ke aktivitas normal dengan melakukan protokol kesehatan mencegah Covid-19 memberi imbas pada pola konsumsi, khususnya dalam memburu bahan makanan.
Chef Ragil Imam Wibowo dari NUSA Gastronomy menyatakan tren yang akrab disebut ‘new normal’ ini menghasilkan peluang baru dalam bisnis kuliner. Dia menyatakan ada banyak analisa bahwa healthy food mengalami peningkatan demand selama masa new normal ini.
Meski begitu dia menegaskan makanan yang lebih akan diminati tidak hanya makanan sehat tetapi makanan yang segar. Hal ini dipicu oleh pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat lebih peka pada indikator kesehatan.
“Artinya makanan yang fresh, lebih segar, lebih tidak lama dalam penyimpanan karena ini juga berawal dari persepsi awal masyarakat kita sejak dulu bahwa makanan berpengawet itu tidak bagus,” ungkap Ragil kepada Bisnis, Kamis (4/6/2020).
Dia pun menyebut makanan beku akan menjadi incaran rumah tangga yang fokus untuk memasak dari rumah. Apalagi memasuki masa normal orang akan lebih mudah pergi ke pasar atay swalayan untuk langsung berbelanja bahan makanan. Tren ini juga diprediksi masih akan mencerminkan penurunan pendapatan dari sektor usaha makanan cepat saji.
“Makanan beku ini paling oke memang diolah selama masih segar. Misal daging segar dibekukan, lalu ada ayam dibekukan, dan lauk-pauk yang dibekukan,” jelasnya.
Sementara itu Chef Henky Ambrosia menambahkan healthy food and drink akan menjadi salah satu tren baru juga dalam dunia kuliner. Chef Hengky pun membeberkan pihaknya sudah mencoba beradaptasi dengan perubahan demand itu dengan menelurkan jenis vegetarian food.
“Vegan kita ada menu; vegan superbowl dengan sayuran sehat seperti asparagus, beetroot, carrot, broccoli, barley. Minumannya juga kita ada detox shoot atau carrot juice atau beetroot juice,” sambungnya.