Bisnis, JAKARTA - Para sineas Indonesia memang tengah menanti bioskop kembali diputar. Sebab layaknya bumi dan matahari, tak beroperasinya bioskop menyebabkan produksi film layar lebar mati suri.
Tak sedikit sineas yang mengatakan proyek film layar lebar mereka tertunda. Salah satunya sutradara Anggy Umbara.
Rencana awal, film layar lebar besutannya harusnya tayang pada tahun depan, namun karena adanya pandemi ini, proyek film yang sudah ditulis skenarionya itu belum juga berjalan. "Untuk memulai syutingnya kapan, belum tau, semuanya bentuknya masih wait and see," ujar sutradara Warkop DKI Reborn ini saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/8/2020).
Ya, untuk membuat satu proyek film layar lebar, butuh perhitungan yang matang. Hal ini kata Anggy karena spesifikasi peralatan yang digunakan harus tinggi dan tentunya memerlukan bujet yang tidak sedikit. Berbeda ketika saat membuat film digital untuk platform over the top (OTT).
Diakui Anggy, saat ini para sineas mencoba bertahan dengan membuat film digital. "Kita bekerjanya yang sudah pasti bisa tayang saja, untuk TV dan digital, jadi spesifikasinya leboh rendah, bujetnya pun yang keluar tidak besar," ungkapnya.
Memang hingga kini belum ada kepastian yang jelas dari pemerintah kapan akan membuka bioskop, walaupun beberapa hari lalu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut akan membuka tempat pemutaran film layar lebar itu dalam waktu dekat. Nyatanya, pernyataan itu pun lagi-lagi menimbulkan pro dan kontra mengingat penyebaran Covid-19 masih besar.
Para sineas kata Anggy hanya bisa berharap agar Covid-19 segera mereda dan film layar lebar bisa kembali diputar. Dengan begitu gairan perfilman tanah air akan bangkit kembali. Jika tidak, dampaknya terhadap industri perfilman sangat besar karena yang bekerja pada industri ini cukup banyak.
"Dari mulai PH besar seperti MD, karyawan sampai sopir pun kehilangan pekerjaan," tegas sutradara Comic 8 itu.
Bahkan disebut Anggy, banyak kru film yang banting stir mulai dari bertani hingga jual makanan dan minuman.