Bisnis.com, JAKARTA - Para peneliti telah menemukan gen tersembunyi baru dalam virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19 yang mungkin berkontribusi pada biologi unik dan potensi pandemi.
Dalam virus yang hanya memiliki total sekitar 15 gen, mengetahui lebih banyak tentang ini dan gen lain yang tumpang tindih dapat memberi dampak signifikan pada cara dunia memerangi virus.
Chase Nelson, peneliti pasca doktoral di Academia Sinica, Taiwan mengatakan gen yang tumpang tingih mungkin menjadi salah satu gudang cara di mana virus corona telah berevolusi untuk bereplikasi secara efisien, menggagalkan kekebalan tubuh atau membuat dirinya ditularkan.
"Mengetahui bahwa gen yang tumpang tindih ada dan bagaimana fungsinya dapat mengungkapkan cara baru untuk pengendalian virus corona, misalnya melalui obat antivirus," katanya seperti dikutip Phys.org, Rabu (11/11).
Studi yang diterbitkan di eLife, tim peneliti mengidentifikasi ORF3d, gen baru yang tumpang tindih dalam virus corona. Itu berpotensi menyanyikan protein yang lebih lama dari yang diharapkan secara kebetulan.
Para peneliti menemukan bahwa gen ini juga ada dalam virus corona pada trenggiling yang ditemukan sebelumnya. Hal ini mungkin mencerminkan kehilangan atau perolehan berulang dari gen selama evolusi dari SARS-CoV-2 dan virus terkait.
Selain itu, ORF3d telah diidentifikasi secara independen dan terbukti menimbulkan respons antibodi yang kuat pada pasien Covid-19, yang menunjukkan bahwa protein gen baru diproduksi selama infeksi pada manusia.
"Kami belum mengetahui fungsinya atau apakah ada signifikan si klinis. Tapi kami memperkirakan gen ini relatif tidak dideteksi oleh sel T. Dan mungkin ada hubungan dengan bagaimana gen itu bisa muncul," kata Nelson.
Sekilas, gen bisa tampak seperti bahasa tertulis karena tersusun dari untaian huruf yang menyampaikan informasi. Namun, gen dapat tumpang tindih dan multifungsi dengan informasi yang dikodekan secara samar tergantung dari mana mulai dibacanya.
Gen yang tumpang tindih sulit dikenali dan sebagian besar program komputer ilmiah tidak dirancang untuk menemukannya. Namun, mereka umum ditemukan pada virus. Ini sebagian karena virus RNA memiliki tingkat mutasi yang tinggi sehingga cenderung mempertahankan jumlah gennya rendah.
Akibatnya, virus telah mengembangkan semacam sistem kompresi data di mana satu huruf dalam genom nya dapat berkontribusi pada dua atau bahkan tiga gen yang berbeda-beda.
"Gen tumpang tindih yang hilang menempatkan kita dalam risiko mengabaikan aspek penting biologi virus. Dalam hal ukuwan genom, SARS-CoV-2 dan kerabatnya termasuk di antara virus RNA terpanjang yang ada. Oleh karenanya, mereka mungkin lebih rentan terhadap tipu muslihat genom daripada virus RNA lainnya," ujar Nelson.