Ilustrasi pengecekan kadar gula darah terhadap penderita diabetes melitus/Reuters
Health

 Mengenal Tipe Diabetes dan Sebabnya

Puput Ady Sukarno
Sabtu, 14 November 2020 - 19:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Bertepatan dengan peringatan Hari Diabetes Sedunia, Primaya Hospital selaku institusi kesehatan merasa harus ikut berkontribusi memberikan edukasi dengan menyelenggarakan Webinar bertajuk “Jalani Hari Tua Berkualitas Dengan Memahami Diabetes Sejak Dini”, Sabtu (14/10/2020).

Webinar itu diisi penjelasan medis dan edukasi seputar diabetes oleh para ahli dari Primaya Hospital, terdiri dari  dokter Khomimah spesialis penyakit dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, dokter Rochsismandoko, spesialis penyakit dalam Primaya Hospital Tangerang, dan dokter Steffi Sofia, spesialis gizi Primaya Evasari Hospital.

Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa di dalam darah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin.

dokter Khomimah menjelaskan DM terdiri dari tipe satu, tipe dua, dan  diabetes dalam kehamilan atau gestasional, serta diabetes tipe lainnya. Untuk tipe 1, disebabkan akibat gangguan autoimun yang menyebabkan sistem imun tubuh merusak sel yang memproduksi hormon insulin di dalam pankreas sehingga produksi insulin sangat kurang.

Sedangkan tipe 2 penyebabnya bervariasi terkait masalah resistensi insulin atau gangguan aksi kerja insulin.  “Kondisi diabetes tipe dua terjadi saat tubuh seseorang memiliki kadar insulin yang cukup atau malah lebih tinggi dari kadar nilai rata-rata orang normal, namun tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan optimal sehingga jumlah glukosa yang menetap di dalam darah menjadi berlebih. Diabetes tipe ini juga dapat disebabkan oleh gangguan dari produksi insulin akibat faktor-faktor risiko yang telah dijelaskan sebelumnya,” terangnya.

Sementara itu, diabetes kehamilan atau gestasional terjadi akibat resistensi insulin atau aksi kerja insulin meningkat saat kehamilan. Peningkatan itu akibat perubahan hormonal dalam tubuh atau berat badan meningkat sehingga tubuh menjadi lebih gemuk. Lanjutnya, diabetes jenis ini dapat muncul tergantung dari sejauh mana tubuh mampu beradaptasi dengan kadar insulin.

Adapun diabetes tipe lain penyebabnya bisa terjadi akibat berbagai hal lainnya yaitu penggunaan obat-obatan seperti obat golongan steroid atau obat yang mengandung hormon yang meningkatkan resistensi insulin sehingga menurunkan aksi kerja insulin.

“Perlu diingat bahwa pankreas memiliki fungsi untuk memproduksi insulin. Jika terdapat gangguan pada pankreas, maka mesin yang memproduksi insulin tersebut kinerjanya akan berkurang yang berakibat pada kurangnya jumlah insulin,” ujarnya Khomimah.

Penyakit diabetes mudah dikenali dari gejala klasik seperti banyak buang air kemih terutama pada malam hari, rasa haus yang tidak berkesudahan, makan berlebihan, penurunan berat badan drastis yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Selain itu ada keluhan tidak klasik seperti badan lemah, pandangan kabur, kaki sakit atau kebas kesemutan, gangguan keputihan, gatal-gatal di tubuh, ganguan ereksi pada pria, demam jika ada infeksi. Terkadang ditemukan kondisi kesehatan lain misal pasien dengan stroke atau jantung yang kadar gulokasa dalam darahnya tinggi.

PENGENDALIAN

Sementara itu, dokter Rochsismandoko mengatakan bahwa penyakit DM akan diidap seumur hidup sehingga hal yang dapat dilakukan adalah mengendalikan penyakit tersebut untuk jangka panjang. Karena itu, lanjutnya,  tujuan pengobatan pada pasien secara medis yaitu memberikan rasa bugar dan rasa nyaman pada pasien, mencapai target glukosa darah mendekati atau mencapai normal, dan berusaha menurunkan atau mencegah komplikasi diabetes. 

Adapun penanganan secara medis yang dapat dilakukan di Primaya Hospital adalah dengan melakukan skrining berkala seperti Glukosa Darah Puasa (GDP), Glukosa 2 Jam Post Prandial (GD 2 Jam PP), HbA1c, Fungsi Hati (SGOT dan SGPT), Fungsi Ginjal (Ureum, Creatinin + eGFR), ultrasonografi, pemeriksaan jantung berkala. Penanganan lainnya berupa terapi medikamentosa seperti obat-obatan serta terapi insulin sesuai dengan kondisi pasien.

Jika pasien sudah memiliki komplikasi seperti kaki diabetik, maka terapi lanjutan seperti perawatan luka dan angioplasty transluminal perkutan dapat juga dilakukan di Primaya Hospital. 

“Prinsipnya, penyakit Diabetes Melitus itu penyakit degenartif bukan infeksi sehingga hanya bisa dikendalikan agar kadar glukosa darahnya mencapai target normal atau mendekati nilai normal. Berapa target nilai normalnya? Glukosa darah sebelum makan kurang dari 130 mg per dL, glukosa darah 2 jam sesudah makan atau glukosa darah sewaktu kurang dari 180 mg per dL, dan HbA1C kurang dari 7%. Selain itu, pasien pengidap Diabetes Melitus juga harus mengendalikan hipertensi, kolesterol, menurunkan berat badan, dan menghentikan kebiasaan merokok,” terangnya .

Dia menambahkan agar masyarakat dapat mendeteksi sejak dini potensi diabetes sebaiknya melakukan medical check up pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah pembebanan glukosa 75 gram, tes toleransi glukosa Oral/TTGO), dan atau HbA1c, pemeriksaan faktor risiko-faktor risiko DM, profil lemak, tekanan darah, dan lain lain. Semua pendeteksian itu menurutnya dapat dilakukan di Primaraya Hospital.

 

 

Editor : Kahfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro