Bisnis.com, JAKARTA – India berencana memulai vaksinasi virus corona (Covid-19) bagi 1,3 miliar warganya mulai minggu ini, tepatnya pada Sabtu (16/1) mendatang. Akan tetapi, upaya ini mendapatkan banyak kritik dan dibayangi kekhawatiran tentang keamanan hingga infrastruktur penunjang.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin (11/1/2021) dalam salah satu peluncuran terbesar di dunia, negara terpadat kedua di planet ini berharap dapat menginokulasi sekitar 300 juta orang pada Juli mendatang, jumlah yang hampir sama dengan seluruh populasi di Amerika Serikat.
Kelompok pertama yang mendapatkan suntikan vaksin setelah persetujuan penggunaan darurat adalah 30 juta pekerja kesehatan dan pekerja garis depan lainnya. Diikuti oleh sekitar 270 juta orang berusia di atas 50 tahun yang dianggap berisiko tinggi.
Untuk melaksanakan hal tersebut, sekitar 150.000 staf di 700 distrik telah dilatih secara khusus dan India telah mengadakan beberapa uji coba nasional melibatkan transportasi tiruan vaksin dan menggunakan suntikan tiruan.
Pihak berwenang akan menggunakan pengalaman mereka dari penyelenggaraan pemilihan di negara demokrasi tersebut dan dari program imunisasi anak reguler untuk penyakit polio dan tuberkulosis yang telah dijalankan.
Akan tetapi, di negara yang sangat besar dan miskin dengan jaringan transportasi yang buruk serta sistem perawatan yang memiliki pendanaan terburuk di dunia, upaya vaksinasi tersebut masih mengkhawatirkan.
Satyajit Rath dari National Institute of Immunology mengatakan inokulasi anak secara teratur adalah permainan yang jauh lebih kecil, sementara vaksinasi terhadap Covid-19 merupakan upaya yang sangat menantang.
Dua vaksin yang disetujui oleh India – Covishield AstraZeneca dibuat oleh mitra lokal Serum Institute dan Covaxin Bharat Biotech perlu disimpan di lemari es setiap saat. Sebanyak 29.000 titik rantai dingin, 240 pendingin berjalan, 70 lemari es walk-in, 45.000 lemari es, 41.000 lemari pendingin dalam, dan 300 lemari es tenaga surya dilaporkan telah siap.
Skeptis
Lebih dari 150.000 orang di India telah meninggal karena Covid-19 dan ekonomi negara itu adalah salah satu yang paling terpukul di seluruh dunia, dengan jutaan lebih warga yang kehilangan mata pencaharian mereka.
Sebagian besar masyarakat berharap vaksin akan mengakhiri pandemi ini dan menghilangkan ketakutan hidup dalam bayang-bayang penyakit. Akan tetapi, seperti di negara lain skeptisisme tentang vaksin dari sebagian masyarakat juga terjadi di India.
Sebuah survei baru-baru terhadap 18.000 orang di India menemukan sebanyak 69 persen masyarakat tidak ingin terburu-buru mendapatkan suntikan Covid-19. Ketidakpercayaan publik tidak terbantu oleh vaksin lokal dari Bharat Biotech yang kontroversial mendapat persetujuan tanpa data uji coba tahap 3.
Rencana Serum Institute untuk menjual suntikan AstraZeneca secara pribadi kepada individu dan perusahaan India seharga 1.000 rupee atau sekitar Rp190.000 juga telah menimbulkan kekhawatiran bahwa orang kaya anak diinokulasi lebih cepat.