Vaksin virus corona (Covid-19) dinilai kurang efektif untuk mengatasi varian  baru virus coron./Bloomberg
Health

Antibodi Alami Kurang Efektif Beri Perlindungan Terhadap Varian Baru Virus Corona

Syaiful Millah
Rabu, 20 Januari 2021 - 13:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan melaporkan bahwa infeksi virus corona sebelumnya mungkin menawarkan lebih sedikit perlindungan terhadap varian barunya, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan. Mereka masih berharap vaksin akan tetap berfungsi terhadap jenis baru tersebut.

Studi juga menemukan bahwa varian baru mengikat lebih kuat terhadap sel manusia. Hal ini agaknya menjelaskan mengapa virus itu sekitar 50 persen lebih cepat menyebar dibandingkan versi sebelumnya, seperti yang dinyatakan oleh ahli epidemiologi Abdool Karim.

Varian Afrika Selatan yang disebut 501Y.V2 diidentifikasi oleh ahli genomik negara itu pada akhir tahun lalu. Saat ini, varian itu menjadi pendorong utama gelombang kedua infeksi virus corona, yang mencapai puncaknya pada awal tahun dengan 21.000 kasus harian baru.

Dilansir dari New York Post, Rabu (20/1/2021) Abdool Karim mengatakan bahwa studi serum penyembuhan menunjukkan antibodi alami yang ada dalam tubuh kurang efektif melawan varian anyar itu, tetapi varian baru tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Ilmuwan dan politisi Inggris telah menyatakan keprihatinan bahwa vaksin yang saat ini sedang digunakan atau dalam tahap pengembangan bisa jadi kurang efektif terhadap varian tersebut. Ilmuwan mengatakan belum ada jawaban yang jelas untuk pernyataan tersebut.

Ahli virus dari Africa Health Research Institute (AHRI) mengatakan bahwa peneliti memiliki alasan untuk khawatir karena virus telah menemukan cara untuk melarikan diri dari antibodi sebelumnya. “Dunia telah meremehkan virus ini. Virus ini dapat berevolusi ... beradaptasi dengan kita,” katanya.wzaz

Sebelumnya, para peneliti Afrika Selatan mengatakan bahwa karena vaksin menyebabkan tanggapan kekebalan yang luas, mutasi protein lonjakan varian mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan efektivitas vaksin.

Willem Hanekom, direktur AHRI mengatakan sistem kekebalan tubuh manusia sangat pintar. Jadi mungkin ada kompensasi melalui senjata lain dari sistem kekebalan yang memungkinkan vaksin akan tetap bekerja.

Adapun, varian 501Y.V2 telah menyebar ke negara-negara di Eropa, Asia dan Amerika, serta beberapa negara Afrika lainnya, menyebabkan beberapa negara memberlakukan pembatasan perjalanan ke dan dari Afrika Selatan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro