Bisnis.com, JAKARTA - Masalah distorsi atau ketidakakuratan sejarah kembali menempa industri serial televisi Korea Selatan. Setelah serial televisi SBS, Joseon Exorcist, kini serial drama Snowdrop yang akan tayang di stasiun televisi JTBC juga mengalami kritik yang sama.
Dikutip dari The Korea Times, Senin (29/3/2021), drama yang akan memasuki pre-release ini dikecam lantaran sinopsisnya, yang sempat bocor secara daring, yang mendistorsi sejarah pergerakan demokrasi Korea Selatan pada tahun 1980-an.
Berdasarkan bocoran tersebut, drama ini akan bercerita tentang kisah cinta antara Suho, seorang agen rahasia asal Korea Utara yang menginfiltrasi negara Korea Selatan, dan Young-cho, seorang mahasiswi Korea Selatan, di tengah situasi protes pro-demokrasi tersebut.
Lebih rinci, tokoh utama laki-laki bernama Suho (diperankan oleh aktor Jung Hae-in) dideskripsikan sebagai agen rahasia Korea Utara yang menginfiltrasi Korea Selatan dengan menyamar sebagai mahasiswa sekaligus aktivis pro-demokrasi. Ia kemudian diceritakan jatuh cinta dengan tokoh utama perempuan bernama Young-cho (diperankan oleh anggota Blackpink, Jisoo).
Banyak orang mengkritik penggambaran tokoh utama Suho lantaran cara pendeskripsian tokohnya yang kurang baik dan menganggap bahwa plot dari drama itu merupakan bentuk permintaan maaf untuk agen mata-mata Korea Selatan, yang telah menyiksa bahkan membunuh aktivis mahasiswa saat kejadian bersejarah itu.
Akibatnya, puluhan ribu orang berkomentar di situs JTBC untuk menyerukan pembatalan tayangan drama Snowflake dengan menyebut drama tersebut telah mendistorsi sejarah pergerakan demokrasi Korea Selatan dengan memasukkan informasi yang menyesatkan.
"Masih banyak korban di luar sana yang menderita karena siksaan yang dilakukan agensi mata-mata dan mereka berperang untuk harga diri serta kompensasi mereka. Drama ini melecehkan sejarah dan demokrasi. Hentikan produksi serial ini dan minta maaf," tulis seorang warganet yang disebut Yoon.
Terkait dengan kecaman ini, masyarakat memasukkan sebuah petisi ke kantor kepresidenan yang berisikan permintaan mereka untuk menunda produksi serial televisi itu bahkan membatalkannya. Kini, petisi tersebut telah ditandatangani setidaknya lebih dari 92.000 dukungan.
"Sejarah membuktikan bahwa tidak ada keterlibatan Korea Utara di dalam pergerakan demokrasi. Tetapi drama tersebut mengadopsi seorang agen mata-mata Korea Utara sebagai tokoh utama. Serial itu juga berusaha untuk melindungi agensi mata-mata yang telah menyiksa dan membunuh atas nama pemerintah," tulis seseorang dalam petisi tersebut.
Pembuat petisi menambahkan bahwa sinopsi yang bocor itu telah menghina para korban dan tidak bisa disetujui atas nama drama dan meminta tim produksi serial televisi Snowdrop untuk menghentikan dan membatalkannya.
Di sisi lain, JTBC memberikan komentar terkait serial televisinya dengan menyebut serialnya tidak mendistorsi sejarah pergerakan pro-demokrasi dan mengagung-agungkan agensi mata-mata.
"Ini adalah komedi hitam (black comedy) yang mensatirkan situasi politik antara kedua negara Korea di bawah pemerintah otoritarian pada tahun 1980an silam. Juga, ini adalah drama romansa yang menunjukkan orang-orang muda yang mengorbankan cinta mereka," jelasnya.
Kontroversi ini muncul tidak lama setelah SBS memutuskan untuk mencabut tayangan Joseon Exorcist setelah muncul serangkaian tuduhan distorsi sejarah setelah menayangkan dua episode. SBS akhirnya menunda bahkan menghentikan produksi pada pekan lalu setelah banyak orang yang memprotes penggambaran sejarah di dalam drama yang dianggap tidak kompeten dan gila serta penggunaan properti dan desain China untuk set drama kolosal Korea.