Bisnis.com, JAKARTA - Gelombang kedua dari wabah Covid-19 yang terjadi di India kian mengkhawatirkan. Melihat dari lonjakan pasien yang berbeda pada tahun lalu, ini meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan bagi seluruh masyarakat India.
Orang Tanpa Gejala (OTG) yang membawa virus terus menyebarkan infeksi bahkan tsunami virus Corona di India. Tercatat 80 persen-85 persen populasi yang terkena virus Covid-19 di India adalah kelompok OTG, dilansir dari Indian Express.
Penduduk yang berstatus OTG terus menjadi pembawa virus Covid-19 terbesar karena mereka tidak tahu adanya virus ditubuhnya. Mereka tidak mengisolasi diri dan membiarkan berada di lingkungan padat penduduk.
Gelombang kedua yang terjadi juga terus membawa masalah bagi setiap penduduk India. Salah satunya temuan adanya gejala baru akibat virus Covid-19. Gejala baru virus Corona, yaitu kepekaan kulit membuat pasien tidak bisa mengenakan pakaian.
Selama ini, gejala umum yang diketahui bagi orang yang terinfeksi Covid-19, antara lain demam, batuk, dan sesak nafas. Namun minggu lalu, dua orang yang bekerja di industri pertelevisian India terinfeksi dengan gejala umum dan gejala baru, yaitu meningkatnya sensitivitas pada kulit.
“Awalnya, kami hanya demam dan batuk selama tiga sampai empat hari. Setelah itu, kami merasakan sakit karena peradangan. Dokter mendiagnosis masalah kami sebagai sensitivitas kulit,” kata salah satu profesional film yang berbasis di Pune seperti dilansir The Indian Express, Senin (26/4/2021).
Dr Lakshmi, spesialis pengobatan nano mengatakan dia telah melihat pasien mengembangkan masalah kulit karena Covid-19.
“Sensitivitas kulit terjadi karena aktivasi sel mast akibat peradangan yang menyebabkan masalah kulit seperti gatal dan nyeri. Sensitivitas hiper yang telah kami lihat pada banyak orang," kata Dr Lakshmi.
Namun, Dr. Anuja Elizabeth George, kepala departemen dermatologi mengatakan meskipun ruam kulit dan jari kaki sebagai gejala Covid-19 telah dilaporkan, dia belum menemukan kepekaan kulit sebagai gejala Covid-19 yang baru.
Ledakan kasus Covid-19 terjadi di India, salah satu yang menjadi alasan adalah lantaran mutasi Virus Corona kali ini tak bisa terdeteksi dengan tes RT PCR, dan jika masuk ke tubuh, virus itu bersarang di paru-paru manusia. Bukan menempel di hidung.
Melansir kanal Youtube CRUX, Senin (19/4/2021), bahwa mutasi Virus Corona di India tak terdeteksi tes Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), lebih menyebar dan mematikan, bersembunyi langsung di paru-paru, sehingga RT-PCR sebagai ‘gold standard’ tak bisa mendeteksi.
“Berbagai rumah sakit di India melaporkan, bahwa pasien bergejala dites tetap negatif meskipun sudah dua atau tiga kali tes. Virus yang tidak terdeteksi membuat membantu virus makin banyak menyebar. Kasus Covid-19 dari hasil tes negatif dan RT-PCR gagal banyak dilaporkan di seluruh India,” tulis laporan tersebut.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun