Peneliti Temukan Antibodi yang dapat Menetralkan Semua Jenis Covid-19, Termasuk Varian Baru

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah tim peneliti telah menemukan antibodi yang dapat menetralkan semua jenis virus corona baru yang diketahui, termasuk varian yang sedang berkembang.
 
GlaxoSmithKline dan Vir Biotechnology baru-baru ini melakukan studi kolaboratif besar oleh para ilmuwan dan mengembangkan terapi antibodi baru, yang disebut Sotrovimab. Selama proyek tersebut, mereka menemukan antibodi alami baru "yang memiliki luas dan kemanjuran yang luar biasa," menurut Berkeley Lab.
 
Diterbitkan dalam jurnal Nature, para ilmuwan dilaporkan menemukan antibodi baru, yang disebut S309, yang “menetralkan semua strain SARS-CoV-2 yang diketahui – termasuk mutan yang baru muncul yang sekarang dapat 'melarikan diri' dari terapi antibodi sebelumnya – serta virus SARS-CoV asli yang terkait erat, ” menurut siaran pers dari Berkeley Lab, melansir Deseret News, Senin (30/8/2021).
 
Jay Nix, ahli biologi struktural yang terlibat dalam proyek tersebut mengatakan, antibodi tersebut berpotensi menghentikan semua virus corona yang mirip dengan Covid-19.
 
Para peneliti ingin melakukan lebih banyak tes dengan antibodi menggunakan hamster. Mereka berharap untuk memberikannya sebagai profilaksis tetapi tidak jelas kapan itu akan terjadi.
 
“Dan, karena situs pengikatan unik pada bagian virus yang tahan mutasi, mungkin lebih sulit bagi strain baru untuk melarikan diri,” katanya dalam rilis dari Berkeley Lab.
 
Sebuah studi serupa yang baru-baru ini diterbitkan di New England Journal of Medicine mengatakan bahwa para peneliti menemukan antibodi "tingkat tinggi, spektrum luas" dalam sampel darah dari orang yang selamat dari wabah SARS pada tahun 2003.
 
Kembali pada tahun 2020, para ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh menemukan “molekul biologis terkecil” yang juga “sepenuhnya dan secara khusus menetralkan” virus corona baru. Para ilmuwan mengembangkan obat, yang disebut Ab8, yang akan digunakan sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19, menurut Fox News.