Bisnis.com, JAKARTA - Kanker adalah penyakit yang kompleks dan berdampak besar pada kesehatan. Ada banyak jenis dan penyebab potensial kanker. Berikut daftar 6 makanan dan minuman yang bisa meningkatkan risiko kanker.
Beberapa penelitian menemukan bahwa ada berbagai faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker, seperti susunan genetik dan riwayat keluarga.
Namun, faktor eksternal memiliki peran yang lebih besar terhadap timbulnya kanker. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa 80 hingga 90 persen tumor ganas diakibatkan oleh faktor eksternal, seperti pola hidup.
Baca Juga 2 Tanda Kanker yang Bisa Muncul di Wajah |
---|
Untuk itu, penting menerapkan pola hidup diet sehat. Hal ini karena sejumlah besar penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa makanan dapat meningkatkan risiko lebih tinggi dari jenis kanker tertentu.
Pakar kesehatan Kim Rose-Francis mengatakan 6 makanan dan minuman yang dapat meningkatkan risiko kanker beserta bukti ilmiahnya, seperti dilansir dari Healthline, Minggu (19/6/2022).
6 Makanan dan Minuman yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker
Beberapa makanan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang berhubungan dengan jenis kanker tertentu. Makanan lain mengandung karsinogen, yaitu zat berbahaya yang berpotensi menyebabkan kanker.
Baca Juga 5 Makanan Penangkal Kanker |
---|
Perlu dicatat bahwa paparan karsinogen tidak selalu menyebabkan kanker. Itu tergantung pada genetika, serta tingkat dan durasi paparan karsinogen.
1. Daging olahan
Daging olahan adalah semua jenis daging yang diawetkan dengan pengasapan, pengasinan, pengawetan, atau pengalengan. Sebagian besar daging olahan adalah daging merah. Beberapa contoh daging merah yang sudah diolah, antara lain hot dog, salami, sosis, ham, daging kornet, dan dendeng sapi.
Metode yang digunakan untuk membuat daging olahan dapat membuat karsinogen. Menurut sebuah studi pada 2018, mengawetkan daging dengan nitrit dapat membentuk karsinogen yang disebut senyawa N-nitroso. Daging asap juga dapat menyebabkan karsinogenik polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).
Para peneliti menentukan bahwa konsumsi daging olahan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Adapun, studi 2019 juga menemukan bahwa daging olahan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal. Sementara itu, penelitian lainnya menemukan bahwa itu juga terkait dengan kanker perut.
2. Makanan yang digoreng
Ketika makanan bertepung dimasak pada suhu tinggi, maka akan terbentuk senyawa yang disebut akrilamida. Ini bisa terjadi selama menggoreng, membakar, dan memanggang.
Makanan bertepung yang digoreng sangat tinggi akrilamida. Ini termasuk produk, seperti kentang goreng dan keripik kentang. Menurut tinjauan tahun 2018, akrilamida ditemukan bersifat karsinogenik dalam uji coba yang dilakukan pada tikus. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menganggapnya karsinogenik juga berlaku bagi manusia.
Sebuah studi tahun 2020 mengungkapkan akrilamida merusak deoxyribonucleic acid (DNA) dan menginduksi apoptosis, atau kematian sel.
Konsumsi banyak makanan yang digoreng juga meningkatkan risiko Anda untuk diabetes tipe 2 dan obesitas. Kondisi ini dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang selanjutnya akan meningkatkan risiko kanker.
3. Makanan yang terlalu matang
Makanan yang terlalu matang, terutama daging, dapat menghasilkan karsinogen. Menurut sebuah penelitian tahun 2020, memasak daging dengan suhu tinggi dapat menciptakan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) karsinogenik dan amina heterosiklik (HCA). Zat ini dapat meningkatkan risiko kanker dengan mengubah DNA sel Anda.
Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) terkait kebenarannya. Untuk mengurangi risiko karsinogen dari memasak dengan suhu tinggi, cobalah menggunakan metode memasak yang lebih sehat, seperti poaching, mengukus, memanggang pada suhu yang lebih rendah, dan memasak lambat dalam panci tempayan atau slow cooker.
4. Susu
Ada beberapa bukti bahwa susu dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Produk susu termasuk susu, keju, dan yogurt. Sebuah studi pada 2014 membuktikan bahwa produk susu meningkatkan kadar faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1). Ini terkait dengan risiko kanker prostat yang lebih tinggi. IGF-1 dapat meningkatkan proliferasi, atau produksi, sel kanker prostat.
5. Gula dan karbohidrat olahan
Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko kanker. Beberapa contoh makanan tersebut, yaitu minuman manis, makanan yang dipanggang, pasta putih, roti putih, nasi putih, dan sereal manis.
Konsumsi makanan bergula dan bertepung dalam konsentrasi tinggi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas. Menurut studi lain tahun 2020, kedua kondisi tersebut meningkatkan peradangan dan stres oksidatif. Ini dapat meningkatkan risiko untuk jenis kanker tertentu.
Menurut tinjauan pada 2019, diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim). Asupan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, yang berdasarkan sebuah studi tahun 2017, dapat menjadi faktor risiko kanker kolorektal.
Untuk membatasi efek kesehatan dari karbohidrat olahan, cobalah untuk menukar dengan alternatif yang lebih sehat, seperti roti gandum utuh, pasta gandum utuh, beras merah, dan gandum.
6. Alkohol
Saat mengonsumsi alkohol, hati akan memecah alkohol menjadi asetaldehida, yang merupakan senyawa karsinogenik. Menurut studi pada 2017, asetaldehida dapat meningkatkan kerusakan DNA dan stres oksidatif. Ini juga bisa mengganggu fungsi kekebalan, sehingga sulit bagi tubuh untuk menargetkan sel-sel prakanker dan kanker.
Bagi wanita, alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terkait dengan risiko yang lebih tinggi untuk kanker payudara reseptor estrogen-positif.