Bisnis.com, JAKARTA - Kini publik sedang dihebohkan dengan laporan kasus seorang lelaki di Italia menjadi orang pertama di dunia yang dites positif terkena cacar monyet, virus corona, dan HIV pada saat yang bersamaan.
Di Indonesia sendiri, sudah ada satu pasien yang terkonfirmasi cacar monyet dan 23 suspek. Sementara itu di tingkat global hingga 25 Agustus 2022 tercatat ada sebanyak 46.724 total kasus cacar monyet. Secara rinci, 46.337 kasus berasal dari negara nonendemis dan 387 kasus dari negara dengan riwayat penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Adapun tanggapan terkait kejadian langka tersebut, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Erlina Burhan mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya kombinasi masalah kesehatan itu disebabkan oleh virus dan imunitas yang rendah.
"Ketiga penyakit itu disebabkan virus dan biasanya masalah basic dari kejadian itu adalah masalah imunitas yang rendah," terang dr Erlina Burhan dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/8/2022).
Ada kemungkinan, pria Italia ini tertular ketiga penyakit ini sekaligus, sebab ketika dirinya punya imunitas rendah, dia pun tidak melakukan protokol kesehatan dengan benar, seperti tidak minum obat ARV dengan benar, sehingga tubuhnya dengan mudah terpapar penyakit lain.
Dalam keterangannya juga, dr Erlina menyebut bahwa kasus ini menyoroti bagaimana gejala cacar monyet dan Covid-19 dapat tumpang tindih, dan menguatkan bagaimana dalam kasus koinfeksi, pengumpulan anamnestik, dan kebiasaan seksual sangat penting untuk melakukan diagnosis yang benar.
dr Erlina Burhan juga coba meluruskan, bahwa sebenarnya bukan seks sesama jenislah yang memicu penularan virus cacar monyet. Melainkan, kontak kulit dengan kulit yang terjadi dalam aktivitas kontak seksual.
Satgas Monkeypox IDI Susun Rekomendasi Vaksinasi Cacar Monyet
Belajar banyak kasus Covid-19 yang kini sudah lebih terkendali. Maka, Kementerian Kesehatan sudah siap dalam melakukan deteksi dini. Tenaga kesehatan juga tengah dipersiapkan, agar infeksi tidak menyebar lebih banyak lagi.
Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr Hanny Nilasari, SpKK, mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan rekomendasi lanjutan terkait penyediaan vaksin tersebut.
"Tentunya dari satgas mempersiapkan rekomendasi lanjutan terkait dengan penyediaan vaksin tersebut. Karena ada satu kasus, kita memang harus bersiap juga. Rekomendasi lanjutan ini sedang digodok, sedang dikonsolidasikan di divisi tata laksana dari Satgas Monkeypox PB IDI, " kata dr Hanny dalam konferensi pers virtual Satgas Monkeypox dan COVID-19 PB IDI pada Jumat (26/8).
Dia melanjutkan, nantinya pemberian vaksin cacar monyet diperuntukkan bagi ketiga golongan masyarakat. Pertama, bagi seseorang yang pernah melakukan kontak langsung dengan orang yang dikonfirmasi terserang cacar monyet atau cairan yang dikonfirmasi mengandung virus penyebab penyakit tersebut.
Kedua, pemberian vaksin cacar monyet juga perlu dilakukan pada orang yang berisiko sedang tertular, yakni orang yang pernah berada di dalam ruangan yang sama dengan penderita cacar monyet meski tidak melakukan kontak langsung dan yang terakhir vaksinasi diperlukan untuk melindungi tenaga kesehatan yang akan menangani pasien cacar monyet.