Bisnis.com, JAKARTA - Gangguan ginjal Misterius pada anak di Indonesia masih menjadi perbincangan hangat, sebab kasus penyakit yang kemudian dinamai gangguan ginjal akut progresif atipikal ini masih terus berkembang.
Saat ditanyai mengenai kasus pembanding pada tahun 2021, dalam konferensi pers secara virtual melalui zoom meeting pada Selasa (18/10/2022), Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril menyebut tidak ada data pembanding mengenai hal ini. Sebelumnya dia menyebutkan, kasus gangguan ginjal ini memang kerap terjadi, namun tidak umum terjadi pada anak-anak.
Ketua Umum IDAI dr. Piprim Yanuarso dalam konferensi pers secara virtual melalui zoom meeting pada Selasa (18/10/2022) kemarin, menyebutkan data yang tercatat terkait kasus penyakit ini di tahun ini dimulai pada bulan Januari dengan jumlah 2 kasus.
Lalu disusul bulan maret dengan jumlah yang sama, 2 kasus. Terjadi peningkatan kasus pada bulan Mei menjadi 6, sehingga total menjadi 10 kasus.
Bulan Juni, terjadi penambahan kasus sebanyak 3 dan 9 kasus pada bulan Juli. Hingga kemudian terjadi peningkatan signifikan pada bulan Agustus sebanyak 37 kasus.
Bulan September juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan 81 kasus. Lalu bulan Oktober dengan jumlah kasus yang masih bertambah, dan hingga (18/10/2022) lalu, tercatat sebanyak 66 kasus, menjadi total 206 kasus, sepanjang tahun 2022.
Dari data tersebut, dr. Syahri menyebut tingkat kematian akibat penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal ini mencapai 99 kasus.
Meskipun demikian, Kemenkes mengaku masih melakukan penyelidikan bersama dengan BPOM, IDAI, Ahli Epidemiologi dan pihak terkait untuk mengetahui penyebab pasti dari penyakit ini.
"Kemenkes dan beberapa pihak termasuk IDAI dan BPOM masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal ini," ungkap dr. Syahril dalam konferensi pers secara virtual melalui zoom meeting pada Rabu (19/10/2022).