Ilustrasi anak minum obat sirup cair/Freepik
Health

Awas! Penyakit Ini Sangat Rentan Menyerang Anak

Ileny Rizky
Jumat, 27 Januari 2023 - 17:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Anak-anak di bawah usia tujuh tahun memang seringkali terserang penyakit. Sebab, mereka belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang atau kuat. Sistem kekebalan yang lebih ini menjadi alasan utama mengapa anak lebih rentan terserang berbagai macam penyakit.

Sistem imun yang lemah memungkinkan sang buah hati mudah terpapar virus baru. Virus ada di berbagai tempat dan dapat dengan cepat bermutasi setiap saat. Sel kekebalan tubuh anak sering kali tidak dapat mengenal dan bereaksi dengan tepat untuk menghadapi kuman yang lebih baru dan lebih kuat.

Selain itu, tubuh anak-anak juga belum mampu membangun sebuah mekanisme pertahanan yang dapat melawan penyakit dan infeksi tersebut. Akibatnya, tubuh anak-anak dengan mudahnya diserang oleh kuman dan penyakit.

Selain itu, saluran pernapasan pada bagian atas anak-anak belum sepenuhnya berkembang hingga mereka mencapai usia sekolah. Inilah yang juga membuat mereka berisiko lebih sering terkena infeksi virus dan bakteri. Bahkan anak-anak yang memiliki tubuh lebih kecil cenderung mudah memasukkan tangan mereka ke dalam mulut, sehingga kuman yang mereka sentuh di permukaan akan tertelan.

Penyakit yang Rentan Menyerang Anak

1. Pilek

Dilansir dari Healthcock, hasil studi menyimpulkan bahwa setidaknya terdapat 200 virus flu baru yang bermutasi di setiap harinya. Umumnya kondisi ini menyerang anak-anak pada musim hujan, atau pergantian dari musim panas ke musim hujan.

Tak hanya itu, penyakit Ini juga kebanyakan dipicu oleh kebiasaan buruk anak yang sering tanpa sadar memasukkan tangan atau benda lain ke dalam mulut. Akibatnya, mikroorganisme dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Gejala yang menandai penyakit ini adalah bersin-bersin, hidung tersumbat atau berlendir, demam ringan, hingga batuk.

2. Demam

Demam adalah salah satu penyakit yang rentan menyerang anak pada usia dini. Kondisi ini umumnya muncul karena sistem antibodi anak yang belum sepenuhnya kuat. Demam terjadi ketika suhu tubuh anak telah melebihi ambang normal, yakni di atas angka 37,2 derajat celcius.

Suhu tubuh yang tinggi dapat mempersulit bakteri dan virus penyebab infeksi untuk bertahan hidup.
Demam pada anak umumnya terjadi ketika suhunya naik di atas kisaran normal, yaitu 36,5–37 derajat Celsius. Adapun beberapa gejala dari kondisi ini seperti hilangnya nafsu makan, lebih rewel, tempo pernapasan lebih cepat, mengalami kejang, kesulitan untuk tidur, hingga mengalami nyeri pada tubuh dan kepala.

3. Diare

Diare secara umum ditandai dengan rasa sakit yang konstan pada bagian perut. Selain itu, anak-anak akan mengalami frekuensi buang air besar yang terlalu sering dengan feses yang encer.

Pada beberapa tahun terakhir, kemajuan yang signifikan telah dicapai dalam mengurangi kematian anak akibat diare. Meskipun begitu, diare tetap menjadi penyebak kematian terbanyak pada anak-anak. Data UNICEF menunjukkan bahwa pada tahun 2019, diare membunuh sekitar 480.000 anak kecil di seluruh dunia, terhitung 9 persen dari semua kematian di antara anak di bawah usia 5 tahun.

Anak-anak ini dapat diselamatkan dengan intervensi sederhana yang efektif, seperti garam rehidrasi oral dan seng. Terdapat sekitar 70 hingga 90 persen kematian yang disebabkan oleh diare cair akut. Kondisi ini dapat dicegah dengan garam rehidrasi oral, sementara seng diperkirakan menurunkan angka kematian diare sebesar 11,5 persen. Cairan yang tepat, menyusui, terus menyusui dan penggunaan antibiotik secara selektif juga penting untuk mencegah terserang penyakit Ini.

4. Campak

Campak (Morbili) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Campak tergolong ke dalam penyakit yang sangat menular. Virus ini umumnya menyerang saluran pernapasan anak dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Anak-anak dapat dengan mudah tertular virus campak apabila mereka kerap memasukkan jarinya ke dalam mulut dan hidung, atau mengucek mata setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.

Pada proses penularannya, pilek atau flu biasanya akan menyerang anak di hari pertama. Kemudian di hari kedua, akan muncul bercak putih di dalam mulut. Tibalah di hari ketiga hingga kelima, nantinya akan muncul bintik merah kecil di garis rambut. Ruam ini kemudian akan semakin menyebar ke bawah tubuh, termasuk leher, perut, lengan, dan kaki, yang berlangsung selama sekitar lima sampai enam hari.

5. Cacar Air

Kondisi ini umumnya terjadi atau menyerang anak pada usia di bawah 10 tahun. Cacar air yang menjangkiti anak adalah paparan virus herpes varicella-zoster, karena menular lewat droplet dari mulut penderita saat batuk atau bersin.

Gejala cacar air ditandai dengan munculnya ruam kulit merah. Kemudian ini akan berubah menjadi bintik-bintik kecil yang melepuh dan terisi cairan atau biasa disebut juga lenting cacar. Kumpulan cacar baru akan muncul setelah 4-5 hari setelahnya.

Ruam kemerahan umumnya muncul di area sekitar kepala dan punggung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh setelah 1 sampai 2 hari. Selain itu, Ruam atau lenting cacar juga umum terjadi dalam mulut, kelopak mata, dan kelamin. Semakin banyak lenting cacar yang mucul, maka ini akan menyebabkan demam.

Diameter bintik atau lenting yang menjadi ciri-ciri cacar air pada anak umumnya tidak lebih dari 0.5 centimeter. Setelah beberapa hari atau minggu, lenting akan mengering, mengelupas, dan menjadi keropeng.

Kemudian setelah bintik atau lenting cacar perlahan mengering, demam akan turun. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga jika anak tidak akan mengalami demam pada hari pertama cacar atau jika bintik tidak terlalu parah.

6. Pneumonia

UNICEF menyebut bahwa Pneumonia menjadi penyebab kematian menular utama di antara anak-anak di bawah 5 tahun. Penyakit ini tercatat membunuh sekitar 700.000 anak per tahun. Pada beberapa negara, anak- anak dilaporkan meninggal secara cepat karena pneumonia. Meskipun begitu, penyakit ini sepenuhnya dapat dicegah dan dapat ditangani dengan antibiotik.

Kematian anak yang disebabkan oleh pneumonia umumnya diakibatkan dari kekurangan gizi, kurangnya air bersih dan sanitasi, serta polusi udara dalam ruangan dan akses yang tidak memadai dalam perawatan kesehatan. Terlepas dari itu semua, faktor ini juga diperparah oleh kemiskinan yang menjadikan pneumonia disebut sebagai penyakit ketidaksetaraan yang terkonsentrasi di populasi termiskin di seluruh dunia.

Upaya pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan imunisasi, pengurangan polusi udara rumah tangga, mengonsumsi air minum yang aman, sanitasi dan menjaga kebersihan yang mampu membantu melindungi anak-anak dari penyakit.

7. Tuberkulosis

Menurut UNICEF Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang telah menewaskan lebih dari 600 anak secara global yang berada di bawah usia 15 tahun di setiap harinya. Sebagian besar kematian ini terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru ini akan menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC juga umumnya mengalami gejala lain seperti berkeringat di malam hari dan demam.

Tak hanya itu, 96% dari anak-anak yang meninggal karena tuberkulosis tidak pernah mengakses pengobatan. Meskipun begitu UNICEF bekerja sama dengan pemerintah dan mitra dunia untuk menggabungkan metode pencegahan dan pengobatan TB. Selain itu, UNICEF juga mendukung negara-negara untuk meningkatkan layanan kesehatan primer di tingkat komunitas, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang tuberkulosis, dan memperkuat sistem yang menyediakan layanan TB, seperti skrining, vaksinasi, dan pengobatan.

8. Malaria

Malaria adalah penyakit paling mematikan ketiga di dunia untuk anak pada usia satu bulan sampai 5 tahun setelah pneumonia dan diare. Pada tahun 2019, UNICEF mencatat sekitar 274.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal karena penyakit ini, terhitung 67 persen kematian akibat malaria global.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel drah merah. Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan malaria dapat menyebar menjangkit manusia seperti melalui donor organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, dan janin yang terinfeksi dari ibunya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Ileny Rizky
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro