Pemeriksaan diabetes/istimewa
Health

Waspada Prediabetes Mengintai, Bisa Picu Komplikasi Penyakit Lebih Tinggi

Arlina Laras
Jumat, 16 Juni 2023 - 09:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Prediabetes menjadi masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia, bukan hanya terbatas pada satu negara. 

Banyak negara di berbagai belahan dunia melaporkan tingkat prediabetes yang tinggi di antara penduduk mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa gangguan metabolisme ini tidak hanya terkait dengan faktor-faktor khusus di suatu negara atau wilayah, tetapi juga merupakan hasil dari perubahan gaya hidup global yang serupa, seperti pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.

Konsultan Utama, Departemen Penyakit Dalam, Tushar Tayal menyebut prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari rata-rata normal, tetapi belum mencapai ambang batas untuk didiagnosis sebagai diabetes. 

Dalam prediabetes, tubuh mengalami resistensi insulin, yang berarti insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak digunakan secara efektif oleh sel-sel tubuh.

Artinya pada kasus ini produksi insulin dalam tubuh masih ada, dan tidak ada kekurangan insulin seperti yang terjadi pada diabetes tipe 1. 

Namun, karena resistensi insulin, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif untuk mengatur kadar gula darah. 

"Dengan kata lain, prediabetes adalah tahap awal dalam spektrum diabetes, di mana kondisi tubuh menunjukkan ketidaknormalan dalam metabolisme gula darah, tetapi belum mencapai tingkat yang cukup tinggi untuk memenuhi kriteria diagnosa diabetes," jelasnya. 

Prediabetes dapat menjadi tanda peringatan bagi seseorang bahwa mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe dua. 

Prediabetes Sulit untuk Diidentifikasi

Menurutnya, sulit untuk mengidentifikasi prediabetes karena individu yang mengalaminya tidak mengalami gejala yang khas seperti buang air kecil berlebihan dan haus yang umum terjadi pada diabetes.

Gejala-gejala khas diabetes sering kali muncul saat kadar gula darah sangat tinggi. Namun, dalam prediabetes, kadar gula darah masih berada di luar rentang normal, tetapi belum cukup tinggi untuk memicu gejala yang jelas. 

Melansir dari CNN Health, gejala lain yang kerap muncul pada prediabetes dan diabetes di antaranya, berat badan turun dengan cepat, kaki menghitam, keputihan pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.

Penyebab gejala ini karena terjadi penumpukan lemak yang tidak bisa diolah insulin pada pembuluh darah. Penumpukan itu dapat menghambat aliran darah ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, prediabetes sering kali tidak terdeteksi secara langsung berdasarkan gejala yang dirasakan oleh individu tersebut.

Diagnosis prediabetes dan diabetes biasanya dilakukan melalui tes HbA1c (glikosilasi hemoglobin). Tes HbA1c mengukur tingkat rata-rata gula darah dalam beberapa bulan terakhir.

“Diagnosis diabetes dan prediabetes dapat dilakukan dengan bantuan tes HBA1C. Nilai HBA1c di bawah 5,7 berarti non-diabetes, antara 5,7 hingga 6,4 berarti prediabetes, dan di atas 6,4 berarti diabetes,” tuturnya.

Tes HbA1c penting dalam mengidentifikasi prediabetes karena dapat memberikan informasi objektif tentang status gula darah seseorang dalam jangka waktu yang lebih lama. 

Prediabetes Bisa Picu Komplikasi Penyakit

Mengidentifikasi prediabetes sangat penting karena meskipun individu yang mengalaminya tidak menunjukkan tanda-tanda khas, kerusakan pada tubuh sudah dapat terjadi pada saat diagnosis dilakukan.

Prediabetes menandakan adanya ketidaknormalan dalam metabolisme gula darah, meskipun kadar gula darah belum cukup tinggi untuk memenuhi kriteria diabetes. Namun, selama periode prediabetes, kerusakan pada tubuh dapat terjadi secara perlahan.

Individu dengan prediabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi kesehatan serius, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke. 

Ketika kadar gula darah berada di luar rentang normal dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh lainnya.

Orang yang Berisiko Terkena Prediabetes

Orang yang berisiko lebih tinggi mengalami prediabetes adalah mereka yang memiliki faktor-faktor risiko seperti kelebihan berat badan. 

Selain itu gaya hidup yang kurang aktif, kebiasaan makan junkfood dan/atau riwayat keluarga dengan diabetes yang kuat turut menyumbang peningkatan faktor risiko seseorang terkena. 

Individu dengan faktor-faktor ini memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes di masa depan.

Menurut Tayal, prediabetes dapat disembuhkan melalui langkah-langkah gaya hidup tertentu. 

Pencegahan Prediabetes

Dirinya mengungkapkan prediabetes dapat disembuhkan dengan bantuan langkah-langkah seperti menjaga berat badan dan indeks massa tubuh (BMI) sesuai dengan usia dan tinggi badan.

"menghindari konsumsi tepung halus dan gula halus, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dalam bentuk buah dan sayuran, dan biji-bijian," ucapnya. 

Dokter tersebut turut menyarankan untuk menghindari makanan dengan indeks glikemik tinggi, meningkatkan asupan makanan dengan indeks glikemik rendah, serta melakukan aktivitas fisik minimal selama 30 menit per hari untuk mengurangi resistensi insulin. 

Manajemen stres juga penting, dan dapat dibantu dengan latihan pernapasan dan yoga.

Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, prediabetes dapat dikelola dengan efektif, dan risiko perkembangan diabetes tipe 2 dapat dikurangi atau bahkan dihindari. 

Penting untuk mengambil tindakan sejak dini dan mengikuti saran medis yang tepat untuk mengontrol prediabetes dan mencegah kondisi tersebut berkembang menjadi diabetes yang lebih serius.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro