Bisnis.com, JAKARTA - Di era modern seperti saat ini, perangkat digital menjadi sahabat sehari-hari yang tak terpisahkan.
Ketergantungan ini bukan tanpa kekhawatiran. Semakin kita membenamkan diri dalam waktu layar, semakin besar kemungkinan mengalami masalah terkait penglihatan.
Termasuk meluasnya penggunaan perangkat elektronik di kalangan anak-anak, menimbulkan pertanyaan tentang dampak potensial pada kesehatan visual mereka.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, hampir dua miliar orang menderita miopia pada tahun 2010, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3,3 miliar pada tahun 2030.
Siddharth Kesarwani, JNR Children Eye Care and Squint Clinic, Mumbai dilansir dari Times of India mengatakan, selama beberapa dekade terakhir, prevalensi miopia atau rabun jauh telah meningkat, bertepatan dengan meningkatnya penggunaan perangkat digital.
Hubungan antara waktu layar dan perkembangan miopia pada anak-anak dan remaja didukung oleh peningkatan jumlah penelitian, dengan dampak yang lebih tinggi pada anak di bawah tiga tahun, yang merupakan tahap kritis perkembangan visual.
Sebuah publikasi baru-baru ini menjelaskan hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan menggunakan layar dan peningkatan kemungkinan dan tingkat keparahan miopia, umumnya dikenal sebagai rabun jauh, pada anak-anak dan dewasa muda.
Penelitian tersebut mencakup analisis ekstensif terhadap lebih dari 3.000 studi yang mengeksplorasi korelasi antara penggunaan perangkat pintar dan miopia pada individu berusia 3 bulan hingga 33 tahun.
Setelah pemeriksaan cermat dan sintesis statistik dari data yang tersedia, para peneliti mengungkap temuan penting: paparan yang terlalu lama ke layar perangkat pintar, seperti ponsel, ditemukan terkait dengan risiko pengembangan miopia sekitar 30% lebih tinggi.
Baca Juga Hari Penglihatan Sedunia, WHO Desak Negara Asia Tenggara Tingkatkan Layanan Kesehatan Mata |
---|
Selain itu, ketika penggunaan komputer yang berlebihan dikombinasikan dengan waktu layar yang lama, risikonya meningkat menjadi sekitar 80%.
Tanda dan gejala umum rabun jauh meliputi:
- Penglihatan kabur saat mencoba melihat objek yang jauh.
- Kebutuhan untuk menyipitkan mata atau menutup sebagian kelopak mata agar dapat melihat objek yang jauh dengan jelas.
- Sering mengalami sakit kepala.
- Rasakan ketegangan mata, terutama setelah lama berfokus pada objek yang jauh.
“Dalam kasus anak-anak, mereka mungkin membaca tulisan di papan tulis atau layar yang diproyeksikan di kelas. Anak-anak yang lebih kecil mungkin tidak secara eksplisit mengungkapkan kesulitan melihat, tetapi mereka mungkin menunjukkan perilaku seperti menyipitkan mata terus-menerus, tampak tidak sadar akan objek yang jauh, berkedip berlebihan, sering menggosok mata, atau duduk dekat televisi, ”kata Dr. Kesarwani.
Orang dewasa dengan rabun jauh mungkin kesulitan membaca rambu jalan atau rambu di toko. Beberapa orang mungkin juga mengalami penglihatan buram dalam kondisi cahaya redup, seperti saat mengemudi di malam hari, meskipun penglihatan mereka jelas di siang hari. Kondisi khusus ini disebut sebagai miopia malam.
Berapa batas waktu layar?
Anak-anak berusia antara 2 dan 5 tahun harus memiliki waktu layar kurang dari satu jam pada hari kerja dan hingga tiga jam pada akhir pekan.
Untuk anak usia 6 tahun ke atas, disarankan untuk menyeimbangkan screen time dengan kebiasaan dan rutinitas yang sehat. American Academy of Child and Adolescent Psychiatry juga menyarankan untuk menghindari layar saat makan dan jalan-jalan keluarga, jauhkan perangkat elektronik dari kamar tidur, dan matikan layar setidaknya 30 menit sebelum waktu tidur.
Mata dan penglihatan anak-anak dapat terpengaruh secara negatif oleh kurangnya paparan sinar matahari. Penelitian menunjukkan bahwa paparan cahaya biru matahari yang tidak memadai dapat berkontribusi pada peningkatan miopia atau rabun jauh dalam beberapa tahun terakhir.
Menghabiskan waktu di luar ruangan, terutama selama masa kanak-kanak, dapat membantu memperlambat perkembangan rabun jauh, dan telah ditemukan bahwa peningkatan waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat mengurangi risiko timbulnya miopia baru hingga 50%.
Orang tua juga dapat mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kesehatan mata anak-anak mereka, seperti
- Membatasi penggunaan media digital pada bayi di bawah usia 18 hingga 24 bulan
- Mengikuti aturan 20-20-20 yang berarti bahwa setiap 20 menit, Anda harus beristirahat selama 20 detik untuk melihat sesuatu yang berjarak setidaknya 20 kaki. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan mata dan kelelahan yang disebabkan oleh waktu layar yang lama.
- Menghindari program yang serba cepat dan kekerasan
- Mematikan layar saat tidak digunakan
- Menghindari penggunaan media sebagai metode utama untuk menenangkan anak
- Memastikan anak mereka tidak menggunakan perangkat digital satu jam sebelum tidur