Kesehatan mental/istimewa
Health

Kenali Penyebab Gangguan Kesehatan Mental dan Bagaimana Mencegahnya

Mutiara Nabila
Kamis, 31 Agustus 2023 - 18:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kesehatan mental menjadi salah satu kekhawatiran banyak orang saat ini. Apalagi di era Gen Z dan setelah menghadapi ketakutan karena pandemi semakin banyak orang yang terganggu kesehatan mentalnya.  

Namun, tak jarang juga orang-orang mendiagnosa diri sendiri bahwa mereka memiliki gangguan mental ketika merasakan stres saat bekerja atau sekolah.

Padahal belum tentu gejala yang dialami tersebut mengarah ke gangguan mental, atau meskipun benar gangguan mental namun diagnosanya tidak tepat, sehingga cara untuk mencegah atau menyembuhkannya juga tidak tepat.

Oleh karena itu, orang-orang harus mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya gangguan kesehatan, apa penyebab timbulnya, dan bagaimana cara mencegahnya. 

Head of Business & Marketing PT Prodia Widyahusada Nelly Sari menjelaskan kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seorang individu mengatasi tekanan hidup, sadar akan kemampuan yang dimiliki, belajar dan bekerja dengan baik, dan bisa berkontribusi untuk masyarakat.

Adapun, jenis-jenis gangguan kesehatan mental terbagi menjadi beberapa jenis seperti gangguan kecemasan (anxiety disorder), depresi, bipolar, perilaku mengganggu dan gangguan disosial, gangguan perkembangan saraf.

Kemudian ada pula gangguan makan, skizofrenia, dan gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder). 

Berdasarkan data World Mental Health Report 2022 (WHO), pengidap gangguan kesehatan mental di dunia meningkat terutama di kala pandemi Covid-19. 

Beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang terpantau meningkat signifikan adalah depresi mayor dan gangguan kecemasan atau anxiety, yang diperkirakan berjumlah 246 juta jiwa di seluruh dunia untuk depresi mayor, dan 374 juta jiwa untuk gangguan kecemasan. 

Masing-masing juga memiliki persentase kenaikan sebesar 28 persen untuk depresi mayor dan 26 persen untuk gangguan kecemasan. Rata-rata gangguan kesehatan mental tersebut menimpa masyarakat kelompok usia remaja dan dewasa produktif dengan rentang usia 12- 49 tahun. 

Di masa pandemi gangguan mental pada umumnya disebabkan oleh penutupan sekolah dan tempat umum, gelombang besar PHK, pembatasan jarak fisik dan sosial, isolasi ketat, kecemasan akan terpapar virus Covid-19, dan lainnya.

Adapun, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, jumlah pengidap gangguan kesehatan mental dengan usia diatas 15 tahun di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 9,8 persen. Apabila mengacu dari total populasi berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun tersebut, maka diperkirakan sebanyak lebih dari 19 juta jiwa di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental.

Di Indonesia, diperkirakan 1 dari 5 orang mengidap gangguan kesehatan mental, yang diakibatkan oleh efek dan dampak pandemi Covid-19. 

Mengacu dari jumlah populasi berdasarkan data yang dihimpun BPS tahun 2022, maka estimasi pengidap gangguan kesehatan mental di Indonesia setara dengan lebih dari 50 juta jiwa.

Penyebab Peningkatan Gangguan Mental

Beberapa hal yang menyebabkan peningkatan pasca-pandemi adalah kesadaran masyarakat terhadap kecukupan vitamin D yang secara signifikan berkurang. 

"Padahal vitamin D tidak hanya diperlukan pada masa pandemi saja untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam menangkal infeksi virus. Banyak tidak disadari bahwa vitamin D juga berperan dalam menjaga kualitas kesehatan mental," jelasnya dalam pertemuan dengan media, Kamis (31/8/2023). 

Sejumlah studi kedokteran menunjukkan bahwa vitamin D memiliki peran dalam pengaturan hormon serotonin dan melatonin. 

Serotonin adalah hormon yang berperan penting dalam memperbaiki suasana hati atau mood. Seseorang yang kekurangan hormon serotonin dapat membuat suasana hatinya menjadi buruk. 

Sedangkan, melatonin adalah hormon yang berperan dalam mengatur pola tidur. Kekurangan vitamin D menyebabkan kedua hormon ini tidak bekerja secara optimal yang akan mempengaruhi mood dan kualitas tidur, di mana kedua aspek ini sangat berhubungan dengan kesehatan mental.

Kemudian, pasca-pandemi orang kurang memperhatikan kualitas makanan dan serat, konsumsi buah dan sayur menjadi tidak lagi sebanyak saat pandemi. 

Berubahnya pola makan akan mempengaruhi pola mikrobiota dalam usus. Perubahan ini berhubungan dengan kesehatan termasuk kesehatan mental. 

Beberapa zat yang diproduksi oleh mikrobiota baik seperti short chain fatty acid (SCFA) memiliki peran dalam menjaga kesehatan mental. Melalui jalur neuro-immune, SCFA dapat mempengaruhi fungsi dan juga bentuk sel dalam sistem saraf. 

SCFA juga mampu merangsang produksi serotonin dan hormon lain yang secara langsung mempengaruhi sistem saraf vagus, yang menghubungkan otak dan pencernaan.

Cara mencegah Gangguan Mental

Untuk menghindari gangguan mental yang bersumber dari lingkungan dan aktivitas sehari-hari, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan hidup sehat, menghindari rokok, tidak konsumsi alkohol, berolahraga rutin, makan makanan sehat dan cek kesehatan secara rutin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rendi Mahendra
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro