Bisnis.com, JAKARTA - Kolesterol adalah lemak yang esensial untuk fungsi tubuh. Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) adalah salah satu jenis kolesterol dalam tubuh.
Kolesterol LDL dengan kadar tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan arteri tersumbat. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan kadar kolesterol LDL agar tidak terkena penyakit serius. Namun, dilansir dari Everyday Health, sebuah survei baru menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang selamat dari kejadian ini tidak tahu bahwa LDL adalah “kolesterol jahat”.
Kolesterol LDL memainkan peran penting dalam penumpukan timbunan lemak di dalam arteri yang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit seiring waktu sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Menurut survei dari American Heart Association (AHA), tiga dari empat penderita serangan jantung dan stroke memiliki kolesterol tinggi.
Baca Juga Fakta dan Mitos Terkait Kolesterol |
---|
Donald Lloyd-Jones, mantan presiden AHA dan ketua pengobatan pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg di Chicago, menjelaskan alasan LDL dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Dia mengatakan bahwa partikel LDL yang mengandung kolesterol dapat terakumulasi di dinding arteri seiring waktu ketika orang memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, atau diabetes. Hal ini juga dapat terakumulasi seiring waktu seiring bertambahnya usia, bahkan pada orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi.
Akumulasi partikel-partikel ini menyebabkan pembentukan plak. Ketika plak tumbuh dan meradang, plak tersebut dapat pecah menyebabkan terbentuknya bekuan darah di arteri yang menghalangi aliran darah ke jantung pada serangan jantung atau ke otak pada jenis stroke tertentu.
Dalam beberapa kasus, plak saja dapat tumbuh hingga membatasi aliran darah sehingga menyebabkan serangan jantung ketika jantung sedang stres karena alasan lain dan kebutuhan melebihi suplai darah.
Tanpa mengukur LDL melalui tes darah, mustahil mengetahui berapa kadar Anda. Tidak ada kadar yang normal, jadi penting untuk berdiskusi dengan dokter apakah kadarnya optimal atau terlalu tinggi.
Lloyd Jones juga mengatakan seseorang sehat dan tidak memiliki faktor risiko serangan jantung dan stroke, seperti merokok atau menderita diabetes, mereka harus meningkatkan kadar LDL di bawah 100 miligram per desiliter (mg/dL). Namun, mereka yang memiliki faktor risiko perlu menurunkan kadar LDL hingga 70 mg/dL atau bahkan lebih rendah lagi dalam beberapa kasus.
Untuk seseorang yang tidak memiliki faktor risiko dianjurkan mengecek kadar LDL selama lima tahun sekali. Sementara itu, seseorang yang memiliki faktor risiko bisa melakukan pengecekan setahun sekali.
Dilansir dari Medline Plus, ada beberapa hal yang memengaruhi naik turunnya LDL sebagai berikut.
1. Diet
Lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan yang dikonsumsimembuat kadar LDL Anda meningkat
2. Berat badan
Kelebihan berat badan cenderung meningkatkan kadar LDL, menurunkan kadar HDL, dan meningkatkan kadar kolesterol total
3. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan yang dapat meningkatkan kadar LDL Anda
4. Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok
Merokok menurunkan kolesterol HDL karena HDL membantu menghilangkan LDL dari arteri Anda. Jika memiliki lebih sedikit HDL, hal itu dapat menyebabkan Anda memiliki tingkat LDL yang lebih tinggi.
5. Usia dan jenis kelamin
Seiring bertambahnya usia wanita dan pria, kadar kolesterol mereka meningkat. Sebelum usia menopause, wanita memiliki kadar kolesterol total yang lebih rendah dibandingkan pria pada usia yang sama. Setelah usia menopause, kadar LDL wanita cenderung meningkat.
6. Genetika
Gen Anda ikut menentukan berapa banyak kolesterol yang dihasilkan tubuh. Kolesterol tinggi bisa diturunkan dalam keluarga. Misalnya, hiperkolesterolemia familial (FH) adalah bentuk kolesterol darah tinggi yang diturunkan.
7. Obat
Obat-obatan tertentu, termasuk steroid, beberapa obat tekanan dara , dan obat HIV , dapat meningkatkan kadar LDL Anda.
8. Kondisi medis lainnya
Penyakit seperti penyakit ginjal kronis, diabetes, dan HIV dapat menyebabkan kadar LDL lebih tinggi.
9. Ras atau etnis
Orang-orang dari kelompok ras atau etnis tertentu mungkin memiliki peningkatan risiko kolesterol darah tinggi. Misalnya, orang Amerika keturunan Afrika biasanya memiliki kadar kolesterol HDL dan LDL yang lebih tinggi dibandingkan orang Amerika kulit putih. Orang Amerika keturunan Asia cenderung memiliki tingkat LDL yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain. (Salma Permata Dewi)