6. Mitos: Multivitamin dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
Multivitamin tidak boleh dipandang sebagai jaring pengaman untuk pola makan yang tidak sehat. Makanan ini dapat membantu mengatasi kesenjangan nutrisi, namun pola makan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian tidak dapat digantikan dalam meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
7. Mitos: Anda tidak akan pernah overdosis multivitamin
Beberapa orang percaya bahwa multivitamin tidak mungkin overdosis karena mengandung dosis yang lebih rendah dibandingkan suplemen nutrisi tunggal. Namun asupan vitamin dan mineral tertentu secara berlebihan memang bisa memicu keracunan. Misalnya, mengonsumsi terlalu banyak zat besi bisa berbahaya, terutama bagi pria dan wanita pascamenopause yang tidak membutuhkan zat besi tambahan.
8. Mitos: Multivitamin tidak pernah mempunyai efek samping
Meskipun multivitamin umumnya dianggap aman jika dikonsumsi sesuai petunjuk, multivitamin tetap dapat berinteraksi dengan obat atau kondisi medis tertentu. Misalnya, vitamin K dapat mengganggu obat pengencer darah, dan vitamin C dosis tinggi dapat menyebabkan masalah pencernaan. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum menambahkan multivitamin ke dalam rutinitas Anda.
9. Mitos: Tubuh Anda mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan dari pil multivitamin
Kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin dan mineral dari suplemen berbeda-beda. Beberapa nutrisi diserap lebih baik dengan adanya makanan, sementara nutrisi lainnya bersaing untuk diserap. Multivitamin mungkin tidak selalu memberikan nutrisi dalam bentuk yang paling tersedia secara hayati, sehingga sumber makanan menjadi pilihan yang lebih baik.
10. Mitos: Multivitamin menjamin kesehatan yang baik
Mengonsumsi multivitamin setiap hari tidak menjamin kesehatan atau perlindungan yang lebih baik dari penyakit. Dampaknya tidak terlalu besar, dan hasil kesehatan individu bergantung pada berbagai faktor, termasuk genetika, pola makan, olahraga, dan pilihan gaya hidup. Multivitamin harus dilihat sebagai pelengkap gaya hidup sehat, bukan jalan pintas menuju kesejahteraan.