Ilustrasi pria mengalami gejala penyakit paru-paru kronis/Freepik
Health

Penyebab Penyakit Paru Kronis, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Redaksi
Kamis, 16 November 2023 - 15:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penyakit Paru Kronis atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru-paru umum yang menyebabkan terbatasnya aliran udara dan masalah pernapasan. 

Hal ini mungkin terjadi karena kerusakan pada bagian paru-paru, lendir yang menyumbat saluran udara, serta peradangan dan pembengkakan pada lapisan saluran napas.

Dua kondisi paling umum yang berkontribusi terhadap PPOK adalah emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema terjadi ketika alveoli (kantung udara kecil di paru-paru) rusak akibat paparan asap rokok atau bahan iritan lainnya. 

Bronkitis kronis menyebabkan radang paru-paru pada lapisan saluran bronkial, menyebabkan batuk terus-menerus dan produksi lendir.

Seseorang dengan kondisi ini akan sulit disembuhkan namun bisa mengurangi dengan menghindari faktor penyebabnya. 

Faktor Penyebab Paru Kronis

Berdasarkan laman resmi WHO (Badan Kesehatan Dunia) PPOK berkembang secara bertahap seiring berjalannya waktu, sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor risiko meliputi: 

1.Paparan tembakau akibat perokok aktif atau paparan pasif terhadap perokok pasif. 

2. Paparan debu, asap atau bahan kimia di tempat kerja.

3. Polusi udara dalam ruangan: bahan bakar biomassa (kayu, kotoran hewan, sisa tanaman) atau batu bara sering digunakan untuk memasak dan memanaskan ruangan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dengan tingkat paparan asap yang tinggi. 

4. Kejadian awal kehidupan seperti pertumbuhan yang buruk di dalam rahim, prematuritas, dan infeksi pernafasan yang sering atau parah di masa kanak-kanak yang menghambat pertumbuhan paru-paru secara maksimal. 

5. Asma di masa kecil

6. Suatu kondisi genetik langka yang disebut defisiensi antitripsin alfa-1, yang dapat menyebabkan COPD pada usia muda.

PPOK harus dicurigai jika seseorang memiliki gejala yang khas, dan diagnosis dipastikan dengan tes pernapasan yang disebut spirometri, yang mengukur cara kerja paru-paru. Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, spirometri seringkali tidak tersedia sehingga diagnosis mungkin terlewatkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro