Bisnis.com, JAKARTA — Sakit punggung merupakan hal umum yang terjadi pada setiap orang. Faktanya sakit punggung timbul karena nyeri nosiplastik.
Nyeri akut sangat bermanfaat sepanjang evolusi karena memungkinkan kita mengidentifikasi potensi rangsangan berbahaya, dan memastikan kita melindungi jaringan yang rusak selama proses penyembuhan.
Namun, setelah berkembang menjadi kondisi kronis, peran protektifnya akan berkurang dengan serangkaian gejala sisa yang negatif dan maladaptif yang berdampak besar pada individu dan masyarakat.
Seseorang dengan sakit punggung kronis, rasa sakitnya tidak lagi berasal dari ketegangan atau radang sendi ringan. Sakit tersebut tidak lagi sesederhana masalah otot atau persendian.
Proses rasa sakit telah dipicu oleh sensitisasi saraf atau nyeri nosiplastik, yaitu pemrosesan sinyal nyeri yang tidak normal oleh otak dan saraf. Sensitisasi memperkuat sinyal rasa sakit, membuat setiap gerakan dan aktivitas semakin menyakitkan.
Nyeri nosiplastik didefinisikan oleh International Association for the Study of Pain (IASP) sebagai nyeri yang muncul akibat perubahan nosisepsi.
Walaupun tidak ada bukti jelas adanya kerusakan jaringan aktual atau ancaman yang menyebabkan aktivasi nosiseptor perifer atau bukti penyakit atau lesi pada somatosensori (sistem yang menyebabkan rasa sakit).
Kondisi nosiplastik sulit untuk didiagnosa dan diobati karena tidak memiliki penanda obyektif yang jelas dan sering dikaitkan dengan mekanisme mendasar yang kompleks.
Namun, kondisi ini dapat dikurangi dengan terapi yang membangun hubungan pikiran dan tubuh, karena sensitisasi nyeri sensitif terhadap keadaan emosi dan tingkat stres kita. Terapi seperti yoga dan meditasi adalah contohnya.
Ketika seseorang dengan sakit punggung kronis mampu memahami peran sensitisasi dalam tingkat rasa sakitnya, dia bisa memiliki pola pikir yang lebih baik untuk mengelola gejalanya.
Begitu Ia mengetahui bahwa gejala yang dialaminya berkaitan dengan sensitisasi dan bukan karena cedera yang memburuk, Ia mungkin tidak takut untuk bergerak lagi.
Hal ini akhirnya dapat membantu menyembuhkan rasa sakit di punggungnya dan juga tidak membatasinya untuk bergerak karena ketakutan akan rasa sakit yang lebih parah. (Ernestina Jesica Toji)