Bisnis.com, BANDUNG – Daging kambing merupakan salah satu bahan pangan yang populer di berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Daging kambing kerap digunakan sebagai bahan utama untuk masakan tradisional, seperti gulai, sate, hingga kari. Rasa dagingnya yang gurih dan khas menjadi daya tarik dan pilihan favorit bagi para pecinta kuliner.
Namun, daging kambing sering dikaitkan sebagai penyebab hipertensi atau darah tinggi. Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi daging kambing berlebihan dapat menyebabkan darah tinggi atau kolesterol tinggi.
Faktanya, mengonsumsi daging kambing bukanlah penyebab hipertensi. Hal ini karena kandungan lemak jenuh pada daging kambing yang jauh lebih rendah. Daging kambing justru kaya akan lemak jenuh yang bermanfaat untuk tubuh.
Faktor yang memicu hipertensi setelah mengonsumsi daging kambing sebenarnya adalah cara mengolah daging kambing itu sendiri, serta bahan-bahan yang digunakan.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, dr.Tirta mengungkapkan bahwa daging kambing bukanlah penyebab hipertensi, melainkan kandungan garam dan kecap yang berlebihan pada olahan daging kambing.
“Jadi, yang menyebabkan sate, tongseng, tengkleng, dan gulai daging kambing itu jadi meroket (menyebabkan darah tinggi) adalah komponen garam dan kecapnya yang berlebihan,” ungkap dr.Tirta dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Kamis (30/11/2023).
“Kalau daging kambingnya malah sehat, proteinnya tinggi dan melebihi dari daging sapi,” tambahnya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Alabama Cooperative Extension Program, daging kambing merupakan salah satu jenis daging yang memiliki kandungan gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan daging lainnya seperti daging sapi, domba, babi dan ayam. (Kresensia Kinanti)
