Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sedang melacak jenis virus COVID-19 yang baru teridentifikasi dan sejumlah besar bermutasi.
Singapura dan Malaysia mencatat peningkatan jumlah kasus 2 kali lipat saat ini.
Berikut beberapa fakta Pirola BA.2.86 yang perlu diketahui sejauh ini.
1. Asal nama Pirola
BA.2.86 dijuluki Pirola di media sosial. Nama Pirola dipilih "karena keunikannya."
Pada bulan Maret 2023, WHO memutuskan untuk hanya memasukkan nama-nama alfabet Yunani ke dalam Variants of Concern.
Oleh karena itu, sejauh yang diketahui WHO, tidak ada nama resmi untuk varian yang sedang dipantau atau diperhatikan. Namun, beberapa ilmuwan menyarankan penamaan varian agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas.
2. Ditemukan di sejumlah negara
Mengutip Health, sejauh ini sembilan kasus BA.2.86 telah terdeteksi di Denmark, dua di Afrika Selatan, dua di AS, satu di Inggris, dan satu di Israel.
3. Gejala covid baru
Pejabat kesehatan masyarakat harus ekstra hati-hati saat ini karena indikator utama COVID-19 mengalami peningkatan. Data CDC terbaru menunjukkan bahwa rawat inap terkait COVID telah meningkat 14,3 persen dibandingkan minggu sebelumnya dan kematian meningkat sebesar 8,3 persen.
WHO telah mengindikasikan bahwa varian virus mungkin beredar lebih luas daripada yang dilaporkan karena pelacakan global telah menurun sejak awal pandemi.
Seorang pendiri klinik pengujian COVID-19 di London, Gabriela Brewer, mengungkapkan ada empat tanda penting yang harus diwaspadai sebagai gejala Pirola yaitu demam tinggi, batuk, dingin, dan hilangnya indera penciuman dan indera rasa.
4. Tidak terlalu menular
Virus BA.2.86 ditemukan tidak terlalu cepat menular 60 persen dibandingkan subvarian Omicron XBB.1.5. Hal ini menjelaskan mengapa virus ini ditemukan di banyak negara, namun hanya pada tingkat yang rendah.
5. Vaksin tetap memberikan perlindungan
Dalam sebuah pernyataan tentang satu kasus varian tersebut, Departemen Kesehatan Michigan mengatakan bahwa pasien yang terinfeksi adalah orang dewasa lanjut usia dengan gejala ringan dan orang tersebut belum dirawat di rumah sakit.
CDC mendesak mereka yang memiliki gejala COVID-19 untuk menjalani tes. Orang yang mencurigakan atau mengonfirmasi infeksi harus tinggal di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain. CDC juga mendorong masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan vaksinasi, karena “vaksin secara signifikan menurunkan risiko sakit parah, dirawat di rumah sakit, atau meninggal akibat COVID-19,” menurut CDC. (Lala Wahyuningsih)