Bisnis.com, JAKARTA -- Pernahkah merasakan nyeri di bagian perut, atau merasa pusing lalu ketika memeriksakan diri ke dokter ternyata tidak ada penyakit apa pun? Bisa jadi itu adalah salah satu dampak dari stres berlebihan.
Menurut sejumlah pakar, stres berlebihan bisa berdampak tak hanya secara mental tapi juga secara fisik.
Mengutip hasil survei Ipsos terhadap 23.274 responden di 31 negara selama periode 21 Juli — 4 Agustus 2023, stres bahkan dirasakan paling banyak oleh generasi termuda, generasi Z atau Gen Z.
Sebanyak 43 persen responden dari generasi z di dunia yang merasa stres hingga berdampak ke kehidupan sehari-hari. Persentase itu lebih tinggi dibandingkan 37 persen responden dari generasi milenial dan dari generasi x yang mengalami stres hingga mengganggu kehidupan sehari-hari sebanyak 32%.
Adapun, salah penyebab stres terbesar menurut data Populix yang disurvei kepada 2.826 orang pada 1-6 Oktober 2023 adalah kondisi keuangan sebanyak 59 persen. Kemudian disusul oleh minder dengan pencapaian teman sebanyak 17 persen.
Penyebab stres lainnya adalah karier yang tidak berkembang 8 persen, kesepian 7 persen, hubungan yang tidak baik dengan keluarga 5 persen, dan hubungan asmara yang berantakan 4 persen.
Menurut Psikolog Indah Sundari, stres yang dirasakan generasi muda ini akibat padatnya aktivitas serta informasi yang didapatkan di internet. Hal itu dapat membuat seseorang mengalami stres yang berdampak pada fisik maupun kesehatan emosional atau mental.
Kesehatan mental yang kurang terjaga dapat mengakibatkan stres yang menjadi sebuah titik awal seseorang bisa merasakan gejala yang mengganggu.
Mengutip Kementerian Kesehatan, gejala stres diantaranya adalah susah tidur, pusing, sakit kepala, pegal-pegal dan kram pada beberapa bagian tubuh, memiliki nafsu makan berlebihan, mudah sedih dan cemas, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi.
Di samping itu, ada pula beberapa dampak yang bisa dirasakan di luar gejala yang ada, baik pada mental dan juga secara fisik.
Secara mental dampak stres berlebihan berikut ini:
- Depresi
- Gangguan seksual
- Gejala psikosomatis
- Serangan panik
- Gangguan kecemasan
- Gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder)
- Gangguan bipolar
Sementara itu, secara fisik, stres berlebihan bisa menyebabkan dampak berikut ini:
- Sakit kepala
- Asam lambung
- Gangguan pencernaan
- Gangguan tidur
- Asma
- Serangan jantung
- Darah tinggi
- Stroke
- Alzheimer
Lantaran stres memiliki dampak yang cukup berpengaruh terhadap fisik, psikologis, dan sosial seseorang di usia produktif, ternyata bisa dikurangi dengan cara yang mudah.
"Untuk mengatur stres itu bisa dimulai dengan merelaksasi pikiran, salah satunya dengan menggunakan aromaterapi. Dengan menghirup aromaterapi yang menyegarkan bisa membuat pikiran lebih tenang dan fokus," jelas Indah.
