Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr, Moh. Adib Khumaidi, SpOT & Presiden Medical ASEAN (MASEAN) mengajak stakeholder membantu pendidikan kedokteran untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Indonesia masih kekurangan 96.143 dokter umum dan 30.946 dokter spesialis. Sedangkan, masyarakat Indonesia saat ini ada lebih dari 250 juta.
Ketimpangan ini menjadi persoalan serius bagi masyarakat. Pasalnya, jumlah tenaga kesehatan harus sepadan atau lebih dari jumlah penduduk.
“Pemerintah daerah (diharapkan) mendorong untuk putra-putra daerahnya diberikan kesempatan dengan dukungan anggaran dari daerah untuk bisa sekolah spesialis,” kata Adib, dalam acara bertema “ “Kekurangan Dokter vs Pemerataan Dokter” yang diselenggarakan secara online, Kamis (22/02/2024).
Bantuan itu, lanjutnya, juga harus bersamaan dengan aturan-aturan yang mewajibkan setiap penerima bantuan untuk kembali mengabdi ke wilayah yang telah menyokong biaya pendidikan kedokterannya.
“Jadi dokter-dokter ini adalah investasi kesehatan yang harus mendapatkan anggaran entah itu dari pemerintah pusat atau daerah,” ungkapnya.
Menurutnya, hasil yang diperoleh dari penyaluran bantuan tersebut memang tidak bisa dirasakan secara instan. Namun, dapat dirasakan 5 tahun ke depan.
“4 tahun (sampai) 5 tahun ke depan maka kita bisa mengisi kekurangan-kekurangan dokter di wilayah-wilayah tadi (wilayah yang kurang tenaga dokter),” jelasnya
“Tentunya ini harus ada upaya yang bersama, upaya gerakan nasional yang bisa di hilirisasi oleh pemerintah pusat untuk kemudian mendorong setiap pemerintah daerah (yang) punya putra daerahnya yang disekolahkan untuk kebutuhan tenaga medis beserta dokter spesialis,” pungkasnya