Ilustrasi Anemia/emchospital
Health

Apa Penyebab Anemia Aplastik? Begini Penjelasan dan Cara Pengobatannya

Maria Elena
Selasa, 9 April 2024 - 13:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Komika Babe Cabita meninggal dunia pada pagi ini, Selasa (9/4/2024), di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Babe Cabita sebelumnya diketahui mengidap penyakit langka dan serius, yaitu anemia aplastik. Apa penyebab anemia aplastik?

Mengutip beberapa sumber, kasus anemia aplastik sangat jarang ditemukan. Penyakit ini terjadi karena sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah yang cukup di dalam tubuh. Akibatnya, tubuh merasa lelah dan dapat meningkatkan risiko pendarahan dan infeksi yang tidak terkontrol.

Anemia aplastik bisa dialami seluruh kalangan, bisa terjadi tiba-tiba, atau bisa berkembang secara perlahan dan memburuk setelah beberapa waktu. 

Penyebab Anemia Aplastik

Penyebab umum dari anemia aplastik adalah sel induk di sumsum tulang yang rusak akibat diserang oleh sistem kekebalan tubuh, sehingga sel punca yang rusak tidak mampu memproduksi sel darah dengan baik dan menyebabkan sumsum tulang menjadi kosong (aplastik) atau mengandung sel darah yang tidak mencukupi (hipoplastik).

Mengutip laman Center for Clinical Haematology, faktor lain yang dapat mempengaruhi fungsi sumsum tulang dan meningkatkan risiko anemia aplastik di antaranya:

  • Paparan bahan kimia beracun
    Misalnya paparan insektisida, pestisida, dan bahan dalam bensin yang disebut benzena telah dikaitkan dengan risiko anemia aplastik yang lebih tinggi.

  • Efek samping obat-obatan tertentu
    Beberapa antibiotik dan obat-obatan dapat menyebabkan anemia aplastik.

  • Kemoterapi dan radiasi, perawatan kanker yang membantu membunuh sel kanker
    Namun, terapi ini juga dapat menyebabkan kerusakan sel-sel sehat termasuk sel-sel induk di sumsum tulang yang mengakibatkan anemia aplastik. Namun, efek samping ini bersifat sementara dan cenderung hilang setelah pengobatan kanker selesai.

  • Kehamilan
    Selama kehamilan, sistem kekebalan dapat menyerang sumsum tulang, sehingga mengurangi kemampuannya untuk memproduksi sel darah.

  • Infeksi virus
    Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang dapat memicu perkembangan anemia aplastik. Virus hepatitis, cytomegalovirus, HIV, dan parvovirus B19 terkait dengan risiko anemia aplastik yang lebih tinggi.

  • Gangguan autoimun
    Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel sehat dapat mempengaruhi sel induk yang menyebabkan anemia aplastik.

  • Kelainan langka
    Beberapa pasien dengan anemia aplastik memiliki kelainan langka yang disebut hemoglobinuria nokturnal paroksismal. Kondisi ini terjadi karena kerusakan dini sel darah merah yang mengakibatkan anemia aplastik. Dalam beberapa kasus, anemia aplastik dapat terjadi pada pasien dengan penyakit bawaan langka yang disebut anemia Fanconi. Anak yang lahir dengan anemia Fanconi cenderung memiliki cacat bawaan seperti pertumbuhan abnormal dan anggota badan yang kurang berkembang.

  • Faktor yang tidak diketahui
    Pada sebagian besar kasus, penyebab pasti anemia aplastik tidak dapat diidentifikasi (Anemia Aplastik Idiopatik).

Pengobatan Anemia Aplastik

Perawatan anemia aplastik tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisi pasien. Jika ondisinya ringan, dapat sembuh secara spontan tanpa memerlukan pengobatan. Pasien kemungkinan besar membutuhkan transfusi darah dan trombosit, serta pengobatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.

Pengobatan anemia aplastik dapat diupayakan melalui beberapa cara:

  • Transfusi darah

Transfusi darah dapat meredakan gejala dengan memberikan sel-sel darah pada tubuh yang tidak dapat diproduksi oleh sumsum tulang. Transfusi darah mungkin melibatkan pemberian sel darah merah atau trombosit.

  • Stimulan sumsum tulang

Perawatan ini melibatkan penggunaan obat-obatan, juga dikenal sebagai faktor pertumbuhan atau faktor perangsang koloni, untuk merangsang sumsum tulang membentuk sel darah baru. 

Faktor pertumbuhan yang berbeda membantu merangsang sumsum tulang untuk bereaksi secara berbeda:

  1. Filgrastim (G-CSF), Pegfilgrastim (G-CSF) dan Sargramostim (GM-CSF) meningkatkan produksi sel darah putih.
  2. Epoetin Alfa meningkatkan produksi sel darah merah.
  3. Eltrombopag membantu meningkatkan produksi trombosit.

    Faktor pertumbuhan ini sering digunakan dengan imunosupresan untuk meningkatkan hasil.

    • Imunosupresan

    Imunosupresan seperti siklosporin dan anti-thymocyte globulin (ATG), adalah obat yang digunakan untuk menekan atau mengendalikan aktivitas sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi kerusakan yang dilakukan pada sel induk sumsum tulang. 

    Pemberian imunosupresan memungkinkan sumsum tulang untuk pulih dan menghasilkan sel darah baru untuk meringankan gejala anemia.

    • Transplantasi Sel Punca

    Transplantasi sel punca melibatkan transplantasi sel punca yang sehat dari donor yang cocok untuk menggantikan sel punca pasien yang rusak guna membangun kembali sumsum tulang.

    Transplantasi sel punca saat ini mungkin merupakan satu-satunya pengobatan yang berhasil untuk anemia aplastik. Perawatan ini direkomendasikan untuk pasien yang lebih muda dan menderita anemia aplastik berat, yang memiliki donor yang cocok, lebih disukai saudara kandung.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

    Penulis : Maria Elena
    Bagikan

    Artikel Terkait

    Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Terpopuler

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Rekomendasi Kami

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro