Bisnis.com, JAKARTA - Intermittent Explosive Disorder (IED) atau gangguan eksplosif intermiten merupakan kondisi gangguan kesehatan mental seseorang, yang disertai dengan kemarahan secara impulsif.
Kondisi tersebut terjadi ketika seseorang tidak dapat memberikan penyesuaian terhadap suatu keadaan, dan berdampak pada rasa penekanan pada diri. Dilansir dari clevelandclinic.com, Senin (6/5/2024) 80% penderita IED memiliki masalah kesehatan mental lainnya seperti gangguan kecemasan, bipolar, autisme, dan sebagainya.
Gangguan kesehatan mental ini dapat menyerang anak-anak usia 6 tahun ke atas dan orang dewasa. Peneliti memperkirakan sebanyak 4% hingga 7% orang mengalami IED. Kondisi tersebut terjadi ketika manusia mengalami banyak perubahan kondisi kehidupan yang tidak berjalan dengan baik.
Mungkin sebagian dari Anda merasa bingung dan tidak mengetahui terkait gangguan IED tersebut. Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait gangguan eksplosif disorder atau IED mulai dari ciri, gejala, dan penyebab, yaitu:
Gejala IED
Orang-orang yang mengalami IED menyadari bahwa marah yang disampaikan tidak boleh dilontarkan kepada banyak orang, tetapi mereka tidak dapat mengontrol kondisi tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh banyak orang seperti:
1. Bersikap impulsif terhadap sesuatu
2. Mudah terpancing emosi orang lain
3. Kesulitan dalam memahami diri
4. Sering menyatakan amarah melalui argumen verbal
5. Tremor
6. Sesak pada bagian dada
Gejala tersebut dapat terjadi karena adanya tindakan yang membuat penderita IED merasa terganggu dan tidak nyaman. Penderita IED cenderung anarkis dan tidak dapat memposisikan diri dalam situasi yang ramai. Semakin banyak tekanan dari luar, maka semakin besar amarah yang dilakukan oleh penderita IED tersebut.
Penyebab IED
Sebuah penelitian mengatakan, IED dapat terjadi karena faktor biologis, genetik, dan lingkungan sekitar. Penyebab tersebut dijelaskan melalui:
1. Faktor biologis
Faktor biologis ditentukan oleh yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan struktur otak dapat berubah pada penderita IED. Perubahan tersebut mempengaruhi amigdala, yang dimana bagian otak mempengaruhi fungsi emosional seseorang.
2. Faktor genetik
Faktor genetika sering terjadi pada keluarga biologis. IED disebabkan oleh adanya pengembangan perilaku secara impulsif yang dihasilkan dari sifat turun temurun. Hal tersebut dibuktikan melalui penelitian dengan hasil 44% hingga 72% kemungkinan, yang menyatakan kesamaan dari faktor genetika akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental manusia.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan menjadi salah satu pemicu yang paling penting bagi kondisi kesehatan mental seseorang. Banyaknya permasalahan secara verbal dan non verbal, menyimpan banyak luka bagi seseorang yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya.
Dampak dari lingkungan yang buruk, menimbulkan traumatis mendalam yang tidak dapat terobati secara cepat. Maka dari itu, pilihlah lingkungan yang nyaman, aman, dan mampu menciptakan suasana bahagia bagi diri sendiri maupun orang lain,
Ketiga faktor penyebab tersebut, merupakan suatu hal yang dibentuk atas latar belakang dan kondisi secara langsung. Anda dapat memperhatikan secara tepat terkait penyebab, yang dapat merugikan kesehatan mental dalam jangka panjang. Belajar untuk memahami dan melakukan banyak perubahan, untuk keberhasilan dan memperoleh kesehatan mental yang baik.
Pencegahan
Pencegahan pada penderita IED dapat dilakukan dengan beberapa teknik relaksasi yang membantu mengendalikan emosi seseorang. Teknik tersebut dilakukan sebagai sarana dan media yang tepat, untuk mengatasi seluruh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan.
Dilansir dari verywellhealth.com, pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
1. Yoga
Yoga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dengan beberapa gerakan. Gerakan yang dilakukan saat yoga, merupakan teknik khusus yang membuat tubuh merasa nyaman dan rileks. Kondisi tubuh yang merasa nyaman, membuka jaringan sistem saraf pada otak, dan menghasilkan reaksi yang damai dan tentram.
2. Meditasi
Meditasi merupakan salah satu teknik relaksasi yang dilakukan untuk menghilangkan rasa lelah dan penat dalam menjalani kehidupan. Kegiatan tersebut dilakukan pada posisi yang tepat dan berada pada ruangan hening tanpa suara.
Ketika meditasi dilakukan, pastikan tidak ada yang mengganggu, dan fokuslah berpikir positif setiap saat. Anda akan memperoleh rasa ketenangan dan kedamaian setelah melakukan meditasi tersebut.
3. Latihan pernapasan
Latihan pernapasan merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Anda dapat melatih pernapasan melalui berenang, berolahraga, ataupun mengikuti tutorial teknik pernapasan yang tepat. Latihan pernapasan akan membuat tubuh Anda merasa rileks, dan mampu mengontrol segala sesuatu dengan baik.
4. Hindari sesuatu yang memicu amarah
Penderita IED mudah terpancing oleh amarah yang terjadi dalam lingkungan sekitar. Kondisi tersebut harus dihindari, untuk memberikan ruang secara sehat kepada penderita IED. Anda dapat berpindah dan mencari lingkungan dengan suasana terbaik, untuk menghasilkan energi yang positif dan ceria sepanjang hari.(Maharani Dwi Puspita Sari)