Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai orang tua, tentunya segala hal akan dilakukan untuk menunjang kesehatan dan kesuksesan bagi sang anak. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh membantu menangani masalah speech delay pada anak adalah dengan memberikan ritme pelatihan serta terapi yang tepat.
Speech delay merupakan gangguan bicara maupun komunikasi yang terjadi pada anak. Dalam hal ini, sang anak mengalami kesulitan untuk berbicara karena adanya gangguan dan kurang stimulasi yang diberikan oleh kedua orang.
Dilansir dari greatspeech.com, 5-10% anak-anak prasekolah mengalami keterlambatan berbicara. Speech delay tidak hanya berkaitan dengan keterlambatan berbicara saja, melainkan kesulitan dalam mencerna dan memahami kosakata.
Ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya speech delay pada anak, yaitu:
1. Gangguan pendengaran
2. Gangguan spektrum autisme
3. Disabilitas intelektual
Baca Juga Tips Parenting agar Anak Mau Makan Sayur |
---|
4. Gangguan bicara motorik
5. Kondisi neurologis yang mempengaruhi otot untuk berbicara
Namun, Anda tidak perlu khawatir untuk menangani speech delay pada anak. Dilansir dari grestspeech.com dan stamurai.com, menjabarkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan mengisi kegiatan dengan belajar dan membaca bersama.
Berikut 7 jenis kegiatan yang cocok dilakukan untuk menangani speech delay pada anak:
1. Belajar mendengarkan musik
Mendengarkan musik menjadi salah satu media pembelajaran yang cukup efektif untuk diterapkan kepada anak-anak. Menyanyikan lagu dan menghafal lirik bersama, mampu mengajarkan daya ingat dan pelafalan intonasi terhadap lirik yang dinyanyikan.
Anda dapat mencari lagu-lagu yang tepat dengan melodi yang menarik, supaya anak-anak bersemangat untuk berlatih menyanyi setiap hari.
2. Membaca dengan intonasi yang keras
Membaca intonasi secara jelas dan keras, merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk melatih anak-anak supaya terbiasa berbicara secara jelas. Anak yang mengalami speech delay berbicara secara pelan dan tidak sesuai dengan intonasi yang tepat.
Anda dapat membiasakan anak-anak untuk berbicara secara keras dan lantang, supaya sang anak merasa berani untuk berbicara aktif di depan banyak orang.
3. Menceritakan kegiatan sehari-hari
Menceritakan kegiatan sehari-hari mampu melatih motorik pada anak. Melalui rangkaian cerita dan bertukar pesan, sang anak akan terbiasa menanggapi pembicaraan yang disampaikan oleh sang Ibu. Melalui kegiatan tersebut, anak-anak akan terbiasa untuk terbuka dan menceritakan hal yang sama kepada orang tua mereka.
4. Melatih artikulasi
Melatih artikulasi pada anak bertujuan untuk melatih vokal supaya mampu berbicara dengan jelas. Anda dapat melatih artikulasi menggunakan tongue twister, supaya pelafalan dari artikulasi yang diucapkan mampu terdengar secara jelas. Opsi lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan lantunan lagu yang tepat, supaya nada dan artikulasi dapat menyatu dengan baik.
5. Merespon pembicaraan yang disampaikan sang anak
Ketika sang anak sedang berbicara ataupun mengucapkan suatu hal, respon yang dapat dilakukan adalah memberikan tanggapan yang sesuai dengan apa yang disampaikan. Jika sang anak berbicara “balon”, maka Anda dapat merespon “Betul, ini balon dan warnanya ada 5”.
Tanggapan tersebut memperlihatkan respon positif dan membuat sang anak merasa dihargai. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus, maka sang anak akan lebih berani untuk berbicara kepada banyak orang.
6. Gunakan bahasa yang mudah
Dalam proses pembelajaran anak speech delay, penerapan metode yang harus diterapkan adalah menggunakan bahasa ringan dan mudah dimengerti. Anak yang mengalami speech delay, harus belajar secara bertahap dengan menggunakan bahasa yang mudah. Anda dapat melatih kosa kata singkat yang mudah diingat dan dipahami.
7. Mengembangkan pembicaraan melalui pidato singkat
Mengembangkan pembicaraan melalui pidato singkat merupakan salah satu respon yang mampu menunjukkan bahwa apa yang diucapkan oleh sang anak, dapat dipahami dan dimengerti oleh banyak orang.
Jika sang anak berbicara satu, dua, bahkan mengucapkan kosa kata secara lebih, maka respon yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah melanjutkan ucapan tersebut dalam bentuk narasi dan pidato singkat. Melalui hal tersebut, sang anak akan merasa yakin dan percaya diri untuk berbicara, setelah melihat respon yang diberikan oleh kedua orang tuanya. (Maharani Dwi Puspita Sari)