Bisnis.com, JAKARTA - Di musim pancaroba, ditambah lagi dengan polusi udara yang semakin pekat bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan batuk.
Namun, ada pula batuk yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti punya kebiasaan merokok, alergi, sedang gugup atau adanya penyakit lainnya pada paru dan tenggorokan.
Batuk merupakan keluhan umum yang sering dialami masyarakat namun tergolong ringan, oleh karena itu biasanya hampir semua orang akan melakukan pengobatan sendiri.
Tetapi, pengobatan sendiri pun berpotensi berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Karena itu masyarakat juga perlu mengenali berbagai jenis batuk dan penanganannya yang tepat.
Di negara berkembang yang kebiasaan merokok warganya terbilang tinggi, batuk adalah gangguan kesehatan yang levelnya bisa beragam. Dari yang akut karena kualitas udara yang buruk, iritasi asap rokok dan alergen yang terkandung dalam udara yang terhirup, flu, hingga batuk kronik akibat penyakit paru-paru.
Pada musim pancaroba, tentu penyebab terbanyak batuk adalah Infeksi virus pada saluran pernapasan, atau biasa dikenal dengan batuk pilek.
Beberapa faktor pemicu kondisi ini antara lain aktivitas di tempat umum, daya tahan tubuh yang menurun, kebiasaan merokok, dan suhu udara dingin.
Untuk mengatasi jenis batuk ini, dr. Elizabeth Angelina Tjandra, dokter medis PT Bintang Toedjoe, penderita batuk dapat mengonsumsi obat yang dijual bebas dan melakukan istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh kembali kuat. dr. Elizabeth juga menyarankan untuk tetap bijak dalam memilih obat untuk pengobatan sendiri.
“Untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obat yang memang diperuntukkan untuk dijual bebas untuk batuk dan menggunakannya sesuai dosis yang dianjurkan di kemasan. Hindari membeli sendiri obat-obatan yang tidak dijual bebas dan obat yang memerlukan resep dari dokter," tegasnya dalam siaran langsung beberapa waktu lalu.
Jenis-jenis Batuk
Dokter spesialis penyakit dalam di RS St. Elisabeth Bekasi, dr. Patriotika Ismail atau dokter Rio, mengatakan bahwa batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas.
Penyebab dan jenis batuk bisa berbeda-beda, bahkan tidak perlu mengonsumsi obat jika hanya terjadi beberapa hari. Namun, yang patut diperhatikan adalah jika batuk sudah dialami lebih dari 2 minggu, yang termasuk batuk kronis.
"Batuk yang lebih dari dua minggu sebaiknya segera diperiksakan ke dokter,” ungkap dokter Rio beberapa waktu lalu.
dr. Rio menjelaskan, batuk yang sifatnya akut hanya berlangsung hanya beberapa hari sampai 2 minggu, yang paling umum dialami, dan biasanya jenisnya adalah batuk produktif atau batuk berdahak, dan batuk nonproduktif atau batuk kering.
"Kedua batuk ini terjadi sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, atau iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi zat tertentu, dan asap rokok," paparnya.
Kedua tipe batuk ini biasanya dapat mereda dengan pengobatan sendiri dengan obat batuk OTC (over the counter/dijual bebas) atau tablet hisap untuk batuk kering.
Di sisi lain, yang perlu lebih diwaspadai adalah batuk produktif atau nonproduktif yang dialami hanya di malam hari.
Karena, selain dari sebab yang disebut di atas, batuk tersebut juga bisa menjadi gejala asam lambung yang naik ke saluran pernapasan.
"Jika waktu tidur malam Anda terganggu karena batuk berminggu-minggu, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter," jelasnya.
Selain batuk kronik, ada pula jenis batuk yang bukan disebabkan oleh penyakit fisik, tapi disebabkan oleh gangguan psikis ketika kecemasan dan rasa panik terjadi pada pikiran dan tubuh.
Batuk tersebut sering juga disebut habit cough atau batuk kebiasaan, situasi yang membuat gugup, panik dan tidak nyaman, udara dingin, bahkan jika di sekitarnya ada orang batuk bisa menyebabkan tercetusnya batuk seperti ini.
Habit cough umumnya tidak berdahak, tidak berespon terhadap terapi konvensional, namun tidak berbahaya. Batuk akan membaik jika masalah psikologis teratasi.
Tanda-tanda Batuk Kronik
Terkait hal ini, dr. Rio mengingatkan masyarakat, untuk jangan lengah mewaspadai tanda-tanda batuk kronis dan batuk yang disebabkan penyakit yang menyerang paru-paru.
Apabila batuk terasa parah disertai gejala berikut seperti demam, sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, penurunan berat badan, mengeluarkan darah, batuk tersebut bisa jadi disebabkan oleh chronic obstructive pulmonary disease (COPD), batuk rejan (pertussis), atau bahkan tuberkulosis atau TB.
"Karena itu jangan lalai menangani gejala-gejala parah, terutama jika batuk sudah dialami menetap selama lebih dari dua minggu,” papar dr. Rio.