5. Kelelahan
Tanpa insulin yang cukup, glukosa tetap berada dalam aliran darah alih-alih masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Hal ini mengakibatkan kurangnya energi dan kelelahan yang terus-menerus.
Kelelahan dapat terjadi dengan kadar glukosa yang cukup tinggi (di atas 140 mg/dL) dan bisa memburuk dengan kadar yang lebih tinggi.
6. Penglihatan kabur
Gula darah tinggi menyebabkan perubahan bentuk lensa mata dengan menarik cairan ke dalam lensa, sehingga mengganggu penglihatan. Seiring waktu, jika terjadi terus menerus pembuluh darah di retina bisa rusak, yang menyebabkan masalah penglihatan seperti penglihatan kabur atau penyakit mata lain yang lebih parah.
7. Luka lambat sembuh
Peningkatan kadar glukosa akan mengganggu aliran darah, yang kemudian akan menunda proses penyembuhan. Selain itu, gula darah tinggi dapat menghambat kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Faktanya, gula darah tinggi justru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur, yang menyebabkan infeksi berulang, terutama pada kulit, gusi, saluran kemih, dan area genital.
8. Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki
Kadar gula darah tinggi yang berkepanjangan dapat merusak saraf, terutama di bagian anggota gerak seperti kaki dan tangan. Kondisi ini dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, dan nyeri di tangan atau kaki, suatu kondisi yang dikenal sebagai neuropati diabetik.
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan yang serius, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan hipertensi, bahkan kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gula darah tinggi sendiri menyebabkan sekitar 20 persen kematian kardiovaskular. Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan gagal ginjal, dan kerusakan mata.
Untuk mengelola gula darah, lakukan pola diet seimbang dengan makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, serta protein rendah lemak. Selain itu, kurangi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat olahan.
Kemudian, jangan lewatkan aktivitas fisik dengan melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang setiap minggu, karena olahraga membantu menurunkan gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Pertahankan berat badan yang sehat dan minum obat yang diresepkan, termasuk insulin dan hipoglikemik oral untuk diabetes tipe 2.