Bisnis.com, JAKARTA - Jantung manusia selalu berdetak setiap detiknya, hingga dia meninggal dunia dan kerja jantung berhenti.
Organ berotot seukuran kepalan tangan ini menggerakkan sistem peredaran darah, memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh.
Ini mungkin bertambah cepat atau lambat tergantung pada emosi atau aktivitas fisik kita, atau karena cedera atau penyakit. Namun secara umum, jantung yang sehat berdebar kencang dan berirama.
Jadi, berapa jumlah detak jantung yang dihasilkan dalam satu hari, atau sepanjang masa hidup manusia?
Dilansir dari livescience, pada orang dewasa, ahli jantung Sengupta mengatakan kondisi berdasarkan detak jantung yang lebih cepat, ketika mencapai lebih dari 100, atau detak jantung rendah, ketika menjadi lebih rendah dari 60.
Denyut jantung seseorang biasanya melambat seiring bertambahnya usia, karena waktu berdampak pada otot jantung, kata Dr. Salvatore Savona, spesialis penyakit kardiovaskular dan asisten profesor klinis penyakit dalam di The Ohio State University Wexner Medical Center di Columbus.
Misalnya, penuaan dapat menyebabkan perkembangan fibrosis – pertumbuhan jaringan berlebih yang menghambat detak jantung – atau irama jantung yang tidak normal seperti fibrilasi atrium, gangguan irama jantung yang paling umum. Hal itu dapat mempengaruhi seberapa cepat dan lambatnya jantung bekerja.
Bagaimana detak jantung bertambah seiring waktu? Seseorang dengan detak jantung istirahat rata-rata 70 BPM, misalnya, akan menghasilkan 100.800 detak jantung dalam satu hari.
Dalam setahun, jumlah tersebut akan mencapai sekitar 36,8 juta denyut. Harapan hidup rata-rata di AS (per tahun 2022) adalah 77,5 tahun, menurut laporan tahun 2022 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Artinya dalam seumur hidup, jantung orang tersebut berdetak sekitar 2,85 miliar kali.
Adakah batasan berapa banyak detak jantung yang ada sebelum jantung melemah dan berhenti berdetak? Atau, jika mengutip lagu Celine Dion, akankah hatimu terus maju?
Faktor-faktor seperti usia, genetika, cedera, dan penyakit lambat laun dapat mengikis kinerja jantung. Namun semakin baik kita merawat organ yang bekerja keras ini, semakin lama dan efektif fungsinya, kata Sengupta.
Meskipun penuaan adalah fakta kehidupan dan semua kemampuan tubuh kita berkurang seiring berjalannya waktu, “kita memiliki kemampuan untuk setidaknya mengurangi kerusakan yang terjadi karena stres,” katanya kepada Live Science.
Misalnya, apakah tidur nyenyak merupakan prioritas? Bagaimana dengan pola makan sehat dan olahraga teratur? “Ini adalah pertanyaan yang perlu kita tanyakan, tentang bagaimana kita merespons kebutuhan tubuh kita dan apakah kita menjaga diri kita sendiri,” kata Sengupta.