Mengenal Teknik BESS untuk Penanganan Kelainan Tulang Belakang, Minim Sayatan/Bisnis. Mia Chitra Dinisari
Health

Mengenal Teknik BESS untuk Penanganan Kelainan Tulang Belakang, Minim Sayatan

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Selama ini banyak orang terutama lansia yang khawatir menjalani operasi tulang belakang atau saraf kejepit karena alasan dampak dan waktu pemulihannya.

Menurut pakar endoskopi BESS dari Korea yakni Dokter Daejung Choi dan Dokter Sung Won Cho teknik ini sudah familiar di Korea Selatan karena kelebihannya.

Bahkan, katanya, banyak pasien ini yang meminta teknik BESS saat harus menjalani operasi tulang belakang.

Saat ini, teknik operasi saraf kejepit bisa dilakukan dengan teknik Biportal Endoscopic Spine Surgery yang diklaim minim sayatan.

Biportal Endoscopic Spine Surgery (Endoskopi BESS) merupakan salah satu prosedur minimally invasive (sayatan sekitar 0,5 cm) untuk mengatasi masalah saraf terjepit tulang belakang.

Dokter Spesialis Bedah Saraf Sigma Brain & Spine Center di RS Jakarta Dimas Rahman mengatakan teknik operasi ini selain sayatan lebih kecil juga penyembuhannya lebih cepat.

"Cara dan proseduralnya yakni kamera dimasukan ke dalam tubuh dan dibuat sayatan kecil, sehingga prosesnya lebih cepat dan penyembuhan lebih cepat dan cepat pulang," ujarnya di sela-sela pelatihan bertajuk “1st Biportal Endoscopic Spine Course in Indonesia”.

Dia memaparkan, sayatan dalam prosedural ini hanya sekitar 0,7 cm, dan bisa dilakukan pada semua kalangan usia.

Bahkan, katanya, ada beberapa pasien yang setelah operasi bisa langsung pulang karena pemulihannya yang cepat.

Di RS Jakarta sendiri, ujarnya, prosesural ini sudah sejak 2020 dengan keluhan penyakit tulang belakang termasuk syaraf kejepit banyak.

Adapun usia yang ditangani mulai dari usia muda hingga lansia.

"Jumlah pasien total 5 tahun ada sekitar 5.000an pasien dengan BESS dengan angka keberhasilan di atas 95%," ujarnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Saraf Pelopor Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS) di Indonesia Wawan Mulyawan mengatakan dengan teknik ini, pasien akan langsung hilang rasa sakitnya usai operasi.

Namun, pasien juga harus menjalani beberapa fisioterapi, tergantung pada kondisinya.

Dia juga mengatakan teknik ini tapi tidak bisa dilakukan pada pasien skoliosis.

Berikut Jenis Endoskopi Tulang Belakang

Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD), untuk saraf terjepit ada sejak tahun 1970.

Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression (PSLD), untuk saraf terjepit ada sekitar tahun 1990.

Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS), untuk saraf terjepit ada di tahun 2010. Merupakan teknologi yang lebih anyar menyempurnakan kekurangan teknologi endoskopi PELD dan PSLD yang ada sebelumnya.

Keunggulan Teknologi BESS

  • Hanya memerlukan sayatan 5 mm
  • Bius lokal untuk kasus lumbal, sementara cervical menggunakan bius umum untuk keamanan pasien
  • Proses pemulihan cepat
  • Tindakan dekompresi lebih luas dibandingkan PSLD
  • Pasca tindakan nyeri hilang tanpa perlu suntik transforaminal

Keunggulan Teknologi Endoskopi BESS

  • Proses tindakan lebih singkat
  • Dapat dilakukan untuk masalah HNP Lumbal, Thorakal hingga Cervical
  • Proses pemulihan cepat sehingga bisa langsung beraktivitas
  • Angka keberhasilan tinggi mencapai 95%
  • Tidak melukai jaringan sekitarnya

Sementara itu, pelatihan “1st Biportal Endoscopic Spine Course in Indonesia”. menawarkan kesempatan unik bagi para dokter spesialis bedah saraf untuk mempelajari secara langsung teknik-teknik operasi terkini dari para ahli bedah yang telah berpengalaman dalam prosedur Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS).

Workshop itu membahas endoskopi BESS dengan Interlaminar Lumbar Approach. Kemudian di hari kedua (16 Agustus), akan mengupas tuntas Interlaminar Cervical Approach.

“Workshop ini akan menjadi wadah penting untuk berbagi ilmu. Kami dari pihak RS Jakarta sangat mendukung pengembangan teknologi medis (terutama dalam bidang bedah saraf) sehingga kami bisa menghadirkan layanan kesehatan berbasis ilmu terkini,” jelas dr. Dina Harum, MARS selaku Direktur RS Jakarta.

Dalam pelatihan ini adalah kehadiran dua pakar endoskopi BESS dari Korea yakni dr. Daejung Choi dan dr. Sung Won Cho sebagai International Faculty.

Hadir dalam tim National Faculty, pertama adalah Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS (K), Subspes. N-TB, FINSS, FINPS. AAK, kemudian hadir juga dr. Danu Rolian, Sp.BS, FINSS, FINPS, dan dr. Dimas Rahman, Sp.BS, MARS, FTB, FINSS serta dr. Deni Nasution, Sp.BS (K) Spine.

Para dokter spesialis bedah saraf ini membimbing peserta secara intensif, berbagi pengalaman, serta memberikan supervisi langsung selama sesi praktik. Kehadiran tim internasional ini diharapkan dapat memperkuat transfer pengetahuan lintas negara dan mempercepat pengembangan keahlian di dalam negeri.

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro