BISNIS.COM, LOS ANGELES—Sidang Michael Jackson pada 2005 dan pembebasan atas tuduhan pelecehan seks anak dapat ditinjau ulang dalam perkara perdata pada April 2013 seiring dengan tuntutan ibunda artis tersebut kepada promotor AEG Live.
Bintang pop itu diadili di California pada 2005 atas tuduhan menganiaya terhadap seorang anak berusia 13 tahun di peternakannya, Neverland.
Namun, setelah lebih dari empat bulan melakukan sidang, Michael Jaackson dibebaskan pada semua tuntutan.
Katherine Jackson, ibunda artis itu menggugat AEG Live untuk kematian anaknya, karena promotor konser lalai dalam mempekerjakan Conrad Murray untuk merawat Michael menjelang rangkaian konser di London pada Juli 2009.
Michael Jackson (50 tahun) meninggal pada Juni 2009 di Los Angeles setelah latihan untuk konser dan Murray sebagai dokter pribadinya dinyatakan bersalah pada 2011.
Dokter itu dinilai bertanggung jawab atas kematian Jackson dengan memberinya obat bius propofol sebagai alat bantu tidur dan menjalani hukuman empat tahun penjara untuk tuduhan pembunuhan disengaja.
Hakim Los Angeles Hakim Pengadilan Tinggi Yvette Palazuelos memutuskan bahwa pengacara AEG Live dapat meningkatkan sidang pelecehan Jackson sebagai bagian dari pertahanan mereka dalam kasus kematian, karena mungkin relevan dengan sejarah penyalahgunaan narkoba dan putus asa.
Setelah bertahun-tahun perdebatan hukum, pengadilan sipil akan memutuskan hal tersebut pada 2 April mendatang dan dapat bertahan hingga tiga bulan.
Katherine Jackson dan kedua anak tertua Michael Jackson, yakni Prince dan Paris disebut sebagai saksi, seperti perintah hakim Palazuelos dalam sidang pra-peradilan.
Menurut situs Reuters, Jumat (22/3/2013), Murray juga dapat dipanggil untuk bersaksi, meskipun pengacara Katherine Jackson mengatakan dokter berencana untuk menegaskan hak perubahan kelimanya dan tetap diam.
Katherine Jackson menggugat AEG Live setahun setelah kematian penyanyi legendaries itu atas nama ketiga anaknya, Prince, Paris dan Prince II, yang dikenal sebagai Blanket, tapi dia tidak menuntut Murray. Foto: Reuters