Bisnis.com, JAKARTA - Anak-anak yang ibunya terpapar polusi udara tingkat tinggi pada masa akhir kehamilan memiliki hingga dua kali risiko terkena autisme, menurut para ilmuwan di Harvard School of Public Health melaporkan pada Kamis (18/12/2014).
Semakin besar paparan partikel halus yang dipancarkan oleh kebakaran, kendaraan, dan cerobong asap industri semakin besar risiko, menurut hasil studi yang dipublikasikan secara online di Environmental Health Perspectives.
Penelitian sebelumnya juga menemukan koneksi autisme-polusi, termasuk studi 2010 yang menemukan risiko autisme dua kali lipat jika seorang ibu, selama trimester ketiga, tinggal di dekat jalan bebas hambatan, terpapar polusi.
Diagnosis AS, autisme meningkat menjadi satu dari 68 anak-anak pada 2010 (data terbaru) dari satu dari 150 anak pada tahun 2000.
Penelitian Harvard mencakup anak-anak dari 116.430 ibu di Nurses 'Health Study II, yang dimulai pada 1989.
Para peneliti mengumpulkan data dari mana wanita hidup saat hamil dan tingkat polusi partikulat. Mereka kemudian membandingkan sejarah prenatal dari 245 anak-anak dengan gangguan spektrum autisme untuk 1.522 anak-anak yang berkembang secara normal, semua lahir 1990-2002.
Tidak ada hubungan antara autisme dan polusi partikel halus sebelum atau pada awal kehamilan, atau setelah anak lahir. Tapi tingkat tinggi paparan selama trimester ketiga dua kali lipat risiko autisme.
Tidak jelas bagaimana partikel-partikel kecil dapat menyebabkan autisme, tetapi mereka ditutupi dengan kontaminan segudang dan menembus sel, yang dapat mengganggu perkembangan otak.
