Bisnis.com, DENPASAR - Para perokok aktif maupun adiktif bisa menjajal produk tembakau alternatif atau vape sebagai salah satu jalan untuk berhenti merokok total.
Ria Irawan, seorang seniman dan produser berbagai pengalaman pascapenyembuhan kanker getah bening yang menyerangnya pada 2009 hingga dinyatakan sembuh pada pertengahan tahun lalu, membagi pengalamannya berhenti merokok.
“Hal terpenting proses penyembuhan kanker adalah komitmen untuk menjalani pola hidup sehat. Salah satunya adalah berhenti merokok, dan itu susah banget,” katanya dalam keterangan resmi, belum lama ini.
Aktris terbaik dalam Festival Film Asia Pasifik 2003 di Iran melalui peran dalam “Biola Tak Berdawai’ itu mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk berhenti merokok, tetapi selalu gagal.
Ria lantas menemukan suatu studi tentang produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah dan bahkan dapat membantu setop merokok secara bertahap.
Melalui British Medical Journal ia mendapatkan informasi produk tembakau alternatif, salah satunya rokok elektrik yang disebut 95% lebih rendah risiko. Rokok jenis ini tidak mengeluarkan asap, jadi tidak menghasilkan tar yang paling berbahaya dari rokok. Produk tembakau alternatif ini dipanaskan dan menghasilkan uap. Sudah banyak yang menggunakan produk ini karena tahu lebih rendah risiko yang dibuktikan melalui riset di Inggris.
Baca Juga Mariah Carey Mengaku Bipolar |
---|
Bertahap
Pembina Asosiasi Vaper Indonesia (AVI) yang juga anggota Koalisi Indonesia Bebas Tar (Kabar) Dimasz Jeremia mengatakan para perokok, baik yang aktif maupun adiktif, kini kian menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.
Dimasz yang perokok selama belasan tahun ini memahami untuk sepenuhnya berhenti butuh waktu yang panjang dan bertahap.
“Berhenti merokok itu seperti proyek berjangka. Harus ada langkah-langkah untuk pencapaian dan mempertimbangkan produk tembakau alternatif adalah salah satu langkah untuk berhenti mengisap tembakau yang dikonsumsi dengan cara dibakar,” lanjut Dimasz.
Naik Signifikan
Jumlah perokok di Indonesia terus naik secara signifikan setiap tahunnya. Pemerintah telah mengupayakan banyak cara untuk mengatasi permasalahan ini, tetapi hasilnya belum dapat menekan angka perokok menjadi lebih rendah.
Berkaca dari hal ini, menurut Dimasz, perokok hanya diberikan dua pilihan: berhenti merokok atau berisiko kanker. Menurutnya, pilihan ini terasa sangat berat bagi mereka yang sebenarnya ingin berhenti merokok tetapi belum siap sepenuhnya.
Di saat beberapa negara mengakomodir para perokok adiktif untuk berhenti secara bertahap melalui pilihan untuk beralih ke produk tembakau alternatif, kebanyakan di Indonesia menyodorkan dua pilihan kepada perokok adiktif: berhenti merokok atau berisiko kanker.
“Padahal ada langkah lain yang dapat membantu mengurangi jumlah perokok dan rendah risiko yaitu melalui ANDS,” jelas Dimasz.
Alternatif
ANDS yang dimaksud Dimasz adalah Alternative Nicotine Delivery System atau Sistem Pengiriman Nikotin Alternatif yakni sebuah pendekatan dalam pengendalian produk tembakau yang diteliti oleh David B. Abrams dan tim.
Penelitian ini menjelaskan produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan (bukan dibakar) dan rokok elektrik dapat digunakan sebagai alternatif untuk menekan jumlah perokok.
Abrams dan timnya mengungkapkan jika pengguna produk tembakau dapat beralih dari produk tembakau konvensional untuk mengonsumsi nikotin bersih, dalam hal ini tanpa asap, maka akan banyak kehidupan yang diselamatkan.
“Berbasis pada penelitian ini, pilihan bagi perokok adiktif yang tadinya ada dua saat ini menjadi tiga, yakni berhenti, mengurangi dengan produk tembakau alternatif untuk kemudian secara berangsur-angsur berhenti karena dia mengusung konsep ‘harm reduction’ atau berisiko kanker,” papar Dimasz.
Ria menambahkan upaya untuk mengurangi risiko dengan cara mengganti rokok dengan produk tembakau alternatif menjadi sulit karena banyaknya kesalahkaprahan yang terjadi di masyarakat.
Beberapa negara seperti Inggris, Jepang, dan Selandia Baru menyebut rokok elektrik atau vape itu lebih rendah risiko kesehatannya. Bahkan, Rusia menghargai pilihan rakyatnya untuk menggunakan produk tembakau alternatif (vape). Kini, tergantung pilihan masing-masing untuk lagsung stop merokok total atau bertahap dengan menggunakan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko.