Setiap wanita pasti ingin terlihat cantik. Berbagai perawatan dilakukan untuk mendapatkan wajah yang bening, halus, kenyal, dan selalu awet muda. Beberapa tahun belakangan, semakin banyak wanita yang memilih cara instan untuk tampil cantik tanpa perlu melakukan operasi.
Beberapa di antaranya yang sering dilakukan adalah sulam alis, suntik filler, dan suntik collagen. Tidak hanya wanita dewasa, belakangan tren suntik dan sulam ini juga banyak dilakukan oleh para remaja.
Memang proses perawatan ini bisa membuat para wanita cantik secara cepat, risikonya pun lebih kecil dibandingkan operasi. Namun, jika tidak dilakukan secara hati-hati dan bukan dilakukan oleh profesional, justru akan membahayakan karena bisa mengenai saraf atau pembuluh darah.
Baca Juga Berpenghasilan Tanpa Bekerja |
---|
Selain itu, pasien juga harus memperhatikan bahan dan kandungan yang akan disuntikan tersebut serta komposisinya haruslah sesuai. Sebab, jika berlebihan dan kandungannya tidak aman, akan menimbulkan berbagai alergi dan peradangan karena bahan yang tidak terserap di dalam tubuh.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Jonathan R Supedi mengatakan secara prinsip proses penyuntikan filler dan sulam alis tidak direkomendasikan untuk remaja adanya proses perlukaan pada bagian tubuh yang akan disulam. “JIka tidak dikerjakan oleh profesional akan berisiko terinfeksi. Kalau ada riwayat keloid, bisa muncul kembali keloidnya, jadi cukup berisiko,” ujarnya.
Sebab, pada saat proses mempertebal alis melalui teknis sulam, biasanya menggunakan pigmen atau tinta yang juga dikhawatirkan mengandung senyawa PPD yang dapat memicu alergi. Hal ini bisa mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh yang disulam.
Baca Juga Persona Dian Pelangi dalam Gaya Retro |
---|
PPD atau paraphenylenediamine merupakan senyawa pewarna dalam industri pewarna rambut dan bahan dasar tato yang bisa berbahaya. Reaksinya bisa berbahaya, terlebih bila bereaksi dengan oksida dan basa kuat. Penggunaannya harus dibatasi karena bisa menyebabkan kanker dan alergi pada kulit, mata, serta saluran pernafasan.
Penggunaan filler juga harus diperhatikan karena mengandung zat asam hialuronat (HA) yang disuntik pada lapisan bawah kulit. Jangan berlebihan dan bahan yang digunakan idealnya non permanen yang bertahan 6 hingga 12 bulan.
Sebab, jika filler terlalu berlebihan bisa menyebabkan alergi dan peradangan sebab tidak dapat diserap sempurna oleh tubuh. Hasilnya, bukan tampilan natural yang didapatkan tetapi malah pembengkakan.
Jack Ma Dipastikan Hadir pada Closing Ceremony Asian Games 2018
Di samping kandungannya, proses penyuntikan atau perlukaan juga harus dilakukan secara baik sesuai standar higienis, steril, dan keamanan yang memadai. Dikhawatirkan tinta atau filler yang disuntikan tersebut masuk ke pembuluh darah sehingga bisa membuat pembuluh mati.
“Pernah ada pasien yang buta setelah melakukan filler karena ada kandungan dari filler yang bocor ke pembuluh darah mata. Jadi jangan sampai salah karena ada risiko besar yang akan ditanggung,” tuturnya.
Sementara itu, Adhimukti T Sampurna, Chief Medical and Ancillary Services Officer Bamed Skincare mengatakan bahaya suntik dan sulam memang lebih pada risiko kesalahan dalam proses penyuntikan. Jika dikerjakan tidak sesuai SOP, bahan-bahannya akan masuk ke pembuluh darah sehingga bisa menimbulkan masalah pada organ penting lainnya.
Selain itu, dia juga menyarankan masyarakat yang akan melakukan perawatan untuk memperhatikan dan mencari tahu kandungan dari bahan yang akan disuntikkan tersebut. Misalnya saja untuk suntik collagen, menurutnya yang disuntik bukan benar-benar kolagen melainkan vitamin C dan antioksidan. Justru akan menjadi masalah bila yang disuntuk benar-benar berisi kolagen.
“Justru kolagen itu tidak baik disuntikan ke dalam tubuh karena tidak bisa terserap dan akan membentuk plak serta sumbatan, malah bisa mendatangkan penyakit lainnya seperti strok.”
Setelah Ditraktir Belanja LV, Atlet Bulutangkis Dapat Arloji Mewah Carrera Heuer 01
Menurutnya, perawatan kulit terbaik harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien dan dilakukan melalui berbagai pendekatan. Masyarakat sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis sebelum memulai perawatan agar bisa mendapatkan jenis perawatan yang benar-benar sesuai.
Jika ingin mencegah penuan pada kulit wajah, para wanita harus rajin mencuci muka dan menggunakan pelembab. Terutama untuk yang bekerja di ruangan ber-AC yang bisa menyebabkan kulit menjadi kering.
“Bisa gunakan moisturizer tapi disesuaikan dengan kulit dan lingkungan. Jangan lupa pakai sunscreen dengan SPV minimal 30 tidak hanya untuk yang di luar ruangan tetapi juga di dalam rumah,” ujarnya.