Bisnis.com, JAKARTA - Smoker's face adalah suatu kondisi di mana perokok terlihat lebih tua daripada usia aslinya. Dampak buruk ini hanyalah salah satu dari banyak efek negatif yang disebabkan oleh konsumsi rokok dalam jumlah banyak.
Louise Millard dari University of Bristol dan koleganya melaporkan temuan ini dalam studi baru yang diterbitkan 31 Oktober di PLOS Genetics.
Untuk mengidentifikasi efek dari merokok yang lebih berat, para ilmuwan memisahkan efek dari varian genetik penggunaan tembakau dan efek lain yang mungkin terkait dengan membawa varian yang tidak terkait dengan penggunaan tembakau.
Untuk secara bersamaan mengidentifikasi dua jenis efek ini, para peneliti menggunakan kombinasi dari dua pendekatan analisis data dan menerapkannya menggunakan data dari orang-orang di Biobank Inggris.
Mereka memisahkan orang-orang dalam dua kelompok. Kelompok pertama berisi orang-orang yang tidak pernah merokok, dan kelompok kedua meliputi perokok dan mantan perokok.
Para peneliti beralasan bahwa kelompok perokok akan mengungkapkan efek dari paparan tembakau, sedangkan mereka yang tidak pernah merokok akan menunjukkan efek yang tidak terkait dari varian genetik.
Analisis menelusuri 18.000 ciri untuk mengidentifikasi seberapa berat mereka merokok. Terlepas dari temuan baru penuaan wajah yang lebih cepat, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa efek yang dilaporkan sebelumnya dari merokok, menegaskan efektivitas metode ini.
Efek merokok yang diidentifikasi oleh analisis termasuk fungsi paru-paru yang lebih buruk, dan risiko penyakit paru obstruktif kronis atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) dan kanker kulit.
"Kami mengusulkan pendekatan baru yang dapat digunakan untuk mencari efek kausal dari paparan kesehatan, dan menunjukkan pendekatan ini untuk mencari efek dari berat badan orang yang merokok. Selain mengidentifikasi beberapa efek buruk yang diketahui seperti pada kesehatan paru-paru, kami juga mengidentifikasi efek buruk dari merokok yang lebih berat pada penuaan wajah," kata Louise Millard dilansir Science Daily, Minggu (10/11/2019).
Selain menekankan banyak bahaya merokok, penelitian ini juga berfungsi sebagai bukti prinsip bahwa alat analisis data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi efek dari paparan lain yang menarik, seperti asupan alkohol.