Bisnis.com, JAKARTA -- Ambisi Walt Disney Co. untuk menjadi raksasa layanan streaming dimulai dengan prestasi cemerlang.
Pelanggan layanan online Disney+ melonjak menjadi 28,6 juta pada awal Februari, menunjukkan bahwa perusahaan yang didirikan hampir seabad lalu dapat menantang Netflix Inc. di pasar televisi online yang ramai.
Lonjakan ini menandai keberhasilan awal untuk CEO Bob Iger dan rencananya untuk membangkitkan kembali perusahaan.
"Saya sangat bangga dengan apa yang telah kami capai dalam periode waktu yang relatif singkat," kata Iger pada panggilan dengan investor, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (5/2).
"Kami sekarang berada pada posisi yang baik untuk tidak hanya bertahan di tengah disrupsi teknologi, tetapi berkembang pesat di lingkungan media yang semakin dinamis saat ini."
Dengan tiga layanan streaming yakni Disney+, ESPN+, dan Hulu, Iger telah mengarahkan Disney ke arah pasar tontonan on-demand dan menjauh dari siaran TV konvensional.
Meski demikian strategi ini membebani Disney secara finansial, di mana laba kuartal pertama tahun fiskal 2020 turun, sebagian karena pengeluaran untuk film online baru dan acara televisi.
Hulu, layanan streaming perusahaan untuk orang dewasa, telah mencapai 30,7 juta pelanggan. Sementara ESPN+, layanan konten olahraga yang berusia dua tahun, telah menarik 7,6 juta pelanggan, naik dari 1,4 juta setahun yang lalu.
Disney terus mengantongi pendapatan dari paket US$13 per bulan yang mencakup ketiga produk streaming. Disney+ juga memiliki ikatan promosi dengan Verizon Communications Inc.
Sekitar setengah dari pelanggan Disney+ datang melalui situs web perusahaan, kata Iger, artinya distributor tidak akan mendapatkan bagian dari pendapatan. Sekitar 20% datang melalui promosi gratis satu tahun dengan Verizon.