Bisnis.com, JAKARTA - Saat China sedang memasuki fase uji coba vaksin virus corona tahap dua ke manusia, Amerika Serikat mengklaim telah memproduksi 2 juta dosis vaksin virus corona baru yang siap untuk digunakan.
Mengutip dari The India Express, Selasa (9/6/2020) para ilmuwan tengah memeriksa apakah vaksin tersebut aman untuk dipakai oleh masyarakat. Hingga kini terdapat sekitar 120 calon vaksin virus corona, tetapi yang memiliki kemajuan signifikan hanya belasan vaksin.
“Kemajuan luar biasa sedang dibuat pada vaksin. Faktanya, kami siap melakukan transportasi dan logistik. Kami memiliki lebih dari 2 juta [vaksin] yang siap untuk dipakai, jika pemeriksaan untuk keselamatan selesai,” kata Donald Trump, Presiden Amerika Serikat saat konferensi pers.
Namun demikian, Trump tidak menyebutkan perusahaan mana yang sudah memulai produksi vaksin. Adapun pada pekan lalu, laporan dari New York Times menyatakan bahwa pemerintah telah memilih lima perusahaan sebagai kandidat paling kuat untuk menghasilkan vaksin corona.
Dilaporkan, kelima perusahaan tersebut adalah Moderna Inc, AstraZeneva Plc, Pfizer Inc, Johnson & Johnson, dan Merck & Co Inc.
Sementara itu, National institutes of Health telah bekerja cepat dengan perusahaan bioteknologi Moderna pada kandidat vaksin mRNA-1273. Perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan uji coba tahap 2 dan sedang menyiapkan uji coba akhir yang ditargetkan mulai pada bulan depan.
Selain Amerika Serikat, kini China juga dilaporkan memiliki perkembangan pembuatan vaksin virus corona yang cukup cepat. Perusahaan China National Biotec Group (CNBG) berharap vaksin virus corona baru (Covid-19) yang dikembangkan di China segera menyelesaikan uji klinis dan bersiap untuk dipasarkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
CNBG yang merupakan anak perusahaan dari China National Pharmaceutical Group, memiliki dua vaksin Covid-19 yang tidak aktif dan berada dalam tahap uji klinis fase kedua.
Sebagai informasi, vaksin yang tidak aktif (inactived vaccine) adalah vaksin yang terdiri dari partikel virus, bakteri, atau patogen lain yang telah tumbuh dalam kultur dan kemudian kehilangan kapasitas produksi penyakitnya.
Dilansir dari Xinhuanet, Selasa (2/6/2020) perusahaan mengatakan lebih dari 2.000 orang telah menerima vaksin dan data klinis telah memverifikasi keamanan serta kemanjurannya, menunjukkan bahwa reaksi yang merugikan jauh lebih rendah dari produk serupa lain.
CNBG juga dilaporkan telah meningkatkan kapasitas produksi vaksinnya. Perusahaan telah membangun unit produksi besar di Beijing yang dapat memenuhi persyaratan perlindungan bio-safety tingkat tinggi. Unit ini akan dapat memproduksi 100-120 juta vaksin per tahun.
Fasilitas produksi vaksin lain di Wuhan diperkirakan akan selesai pada akhir bulan ini atau awal bulan depan. Bersama-sama, kedua unit produksi ini diharapkan mampu memproduksi 200 juta vaksin Covid-19 yang tidak aktif per tahun, yang diharapkan bisa membantu pasokan kebutuhan mendatang.