Bisnis.com, JAKARTA – Para ahli dan ilmuwan menyebut bahwa vaksin virus corona bisa lebih efektif membunuh virus dalam format semprotan hidung atau inhaler.
Peneliti di University of Oxford dan Imperial College London percaya memasukkan vaksin langsung ke paru-paru seseorang akan membantu memerangi infeksi virus corona yang berkaitan dengan pernapasan.
Saat ini, tim dari kedua universitas itu sedang menguji potensi vaksin mereka dengan menyuntikkan cairan atau zat yang telah dimodifikasi ke ribuan pasien. Akan tetapi ilmuwan sedang melihat kemungkinan vaksin melalui inhaler.
Robin Shattock, Profesor yang memimpin persidangan Imperial College London mengatakan bahwa kini sebagian besar vaksin sedang dikirim dengan injeksi intramuskuler konvensional. Alasannya karena itu merupakan alat termudah dan tercepat, tetapi mereka juga tertarik untuk melihat imunisasi mukosa.
“Tentu saja saya dan Profesor Gilbert [dari University of Oxford] sudah berdiskusi tentang bagaimana bisa mengimplementasikannya dalam gelombang kedua studi klinis,” katanya seperti dikutip Metro UK, Kamis (25/6).
Gilbert, yang memimpin studi dari University Oxford menambahkan bahwa vaksin yang diarahkan ke bagian oral atau hidung diyakini akan memiliki respons mukosa yang jauh lebih kuat. Hal ini karena vaksinnya akan sampai ke paru-paru, tempat jaringan yang terinfeksi virus.
Akan tetapi, dia juga menyebut bahwa metode itu sangat sulit dipelajari, “Tapi seperti yang dikatakan Shattock, kami sangat tertarik melihat pengiriman ke saluran pernapasan, baik pengiriman intranasal [semprotan hidung] atau pengiriman aerosol [inhaler],” katanya.
Sementara itu, Gilbert juga memperingatkan bahwa tingkat penularan rendah yang ada di beberapa negara, termasuk Inggris berarti bahwa hanya ada sedikit peluang uji coba mereka bakal menunjukkan efektivitas vaksin.
Di satu sisi, penurunan laju penyebaran infeksi virus merupakan hal yang positif. Akan tetapi di sisi lain, hal tersebut bisa menghambat pengujian efektivitas dari vaksin Covid-19 yang kini sedang dikembangkan.
Oleh sebab itu, dilaporkan bahwa tim peneliti dari University of Ofxord yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca bakal memindahkan uji klinis mereka dari Inggris ke Brasil, yang saat ini menjadi episentrum baru virus corona Covid-19.