Bisnis.com, JAKARTA - Para peneliti dari Amerika Serikat berhasil menemukan antibodi yang bisa melindungi seseorang dari virus corona.
Dalam studi yang dilakukan para peneliti di MassBiologics of UMass Medical School dan telah diterbitkan di Nature Communications menunjukkan bahwa antibodi monoklonal IgA spesifik Covid dapat memberikan kekebalan yang efektif dalam sistem pernapasan terhadap virus corona baru. Ini menjadi fitur yang potensial untuk vaksin yang efektif.
Yang Wang, profesor kedokteran dan wakil direktur dalam penelitian di MassBiologics ini menjelaskan penemuan dan karakterisasi antibodi monoklonal manusia (MAB) lintas-reaktif terhadap lonjakan protein SARS-CoV-2 yang memblokir reseptor ACE2 dan mengikat jaringan mukosa saluran pernapasan. Ini diprediksi berpotensi mencegah atau membatasi infeksi SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Merujuk pada peristiwa 16 tahun lalu, MassBiologics mengembangkan antibodi monoklonal IgG yang efektif melawan virus serupa, yakni SARS-CoV. MassBiologics yang siap pada saat memulai uji klinis, menyimpan materi penelitian terkait.
Ketika SARS-CoV-2 dikenali dan mulai menyebar, peneliti MassBiologics menyadari bahwa MAB pertama dapat membantu mengatasi infeksi baru ini. Mereka lantas menghidupkan kembali program SARS lama, mengambil sel hibridoma beku yang telah dikembangkan 16 tahun sebelumnya, mencairkannya, dan menentukan apakah berhasil untuk Covid-19.
Hasil awal, meski ada 90 persen kesamaan antara kedua virus corona, antibodi monoklonal tidak menunjukkan ikatan dengan virus corona saat ini. MassBiologics kemudian mengevaluasi MAB lain yang juga efektif namun lemah.
Baca Juga Dunia Berlomba Hasilkan Vaksin Covid-19 |
---|
Wang dan rekannya kemudian melakukan program penelitian terpisah untuk mengembangkan sekretori IgAs (sIgA), antibodi yang memainkan peran penting dalam kekebalan pada permukaan mukosa. MassBiologics telah menyelidiki sIgA di saluran GI sebagai terapi yang mungkin untuk mencegah infeksi gastrointestinal.
Akankah anti-SARS-CoV-2 sIgA serupa menghasilkan kekebalan mukosa pasif di saluran pernapasan? Pendekatan tersebut berhasil dan akhirnya menghasilkan antibodi dengan afinitas pengikatan dan aktivitas netralisasi. Antibodi ini diberi nama MAb362.
"Kami sangat senang mengetahui bahwa antibodi terhadap SARS-CoV-2 lebih efektif dalam mengikat dan menetralkan virus ketika mereka berada dalam isotipe antibodi sIgA, dibandingkan dengan antibodi IgG yang biasa bersirkulasi," kata Mark Klempner, MD, wakil eksekutif MassBiologics seperti dikutip dari Medical Xpress, Selasa (25/8/2020)
Dia menjelaskan di alam, antibodi sIgA melapisi permukaan mukosa seperti saluran pernapasan, GI dan GU, di mana mereka distabilkan oleh lapisan mukosa pada permukaan ini. "Di sana, mereka melakukan fungsi penting untuk mencegah pengikatan patogen ke sel inang, sehingga mencegah infeksi," tegas Klempner.
Berdasarkan hasil ini, MassBiologics bekerja dengan Celia Schiffer, Gladys Smith Martin Chair di Onkologi, profesor biokimia & farmakologi molekuler, dan direktur Institute for Drug Resistance, dan mahasiswa pascasarjana Shurong Hou, untuk melihat apakah mereka dapat memahami sifat efek antibodi IgA.
Drs. Schiffer dan Hou menemukan MAb362 memiliki kerangka kerja yang sangat mirip dengan MAb 80R, antibodi SARS-CoV lain dengan struktur kristal yang kompleks dengan SARS-CoV.
Model molekuler mengungkapkan epitop pelindung yang sangat terkonservasi dalam domain pengikat reseptor protein S. MAb362 menetralkan virus SARS-CoV-2 asli dengan langsung mengalahkan ikatan protein S dengan reseptor hACE2.
"Jadi pencarian kami telah menghasilkan antibodi IgA unik yang berpotensi diterapkan melalui pemberian mukosa, dalam kombinasi dengan terapi lain yang diatur secara sistemik untuk perlindungan mukosa langsung," tukas Klempner.