Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit jantung mulai banyak menyerang kelompok usia muda dan produktif, karena meningkatnya gaya hidup yang tidak sehat.
Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin mengatakan bahwa Yayasan Jantung Indonesia mengkampanyekan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan kardiovaskular dengan fokus utama pada generasi muda yang masih di usia produktif.
"Program Yayasan Jantung Indonesia mengajak generasi milenial untuk menjadi agen-agen perubahan di bidang kesehatan jantung sehingga bisa menjadi smart influencer untuk lingkungan keluarganya, lingkungan tempat kerja, lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sekolah baik melalui media virtual maupun tradisional," ujarnya dalam siaran resmi yang diterima Bisnis, Jumat (2/10/2020).
Bila mengutip estimasi Kementerian Kesehatan 2013, sebanyak 39 persen penderita jantung di Indonesia berusia kurang dari 44 tahun, sedangkan 22 persen di antaranya berumur 15–35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia.
Jumlah penderita jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45–65 tahun. Persentasenya 41 persen. Selisih yang tak berbeda jauh antara umur 45 tahun ke bawah dan 45 ke atas jadi penegas bahwa tren resiko penyakit jantung datang pada usia produktif semakin meningkat.
Tantangannya saat ini, kaum muda Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan kesehatan pada kaum muda, diantaranya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang bergerak, makanan yang tidak sehat dan proporsional, yang menyebabkan penyakit, salah satu diantaranya adalah penyakit jantung.
Cut Putri Arianie, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa penyakit jantung adalah termasuk salah satu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh: pola makan tidak sehat (GGL berlebihan), kurangnya aktivitas fisik, merokok, berat badan berlebih, peningkatan tekanan darah, dan prediabetes.
“Biasanya orang tidak menyadari bahwa dia menderita penyakit karena keluhannya tidak khas atau tidak terasa. Mereka baru akan menyadari kalau menderita penyakit jantung setelah mengalami serangan hebat. Untuk itu salah satu cara utama untuk mencegah penyakit jantung selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical check up”, ujar dokter Vito A. Damay.
Maka berdasarkan dari hal-hal tersebut Yayasan Jantung Indonesia sebagai Organisasi Kesehatan memandang perlu kolaborasi yang efektif antara masyarakat umum dan Pemerintah untuk menekan prevalensi penyakit Jantung yang dialami oleh masyarakat usia produktif.
Adapun, Tara Kessaram, Team Lead, Noncommunicable Diseases and Healthier Population, WHO Indonesia memberikan beberapa contoh solusi yang yang bisa kita lakukan untuk menghindari penyakit jantung
1. Jauhi rokok
2. Beraktivitas fisik secara rutin
3. Menjalani diet sehat
4. Mengkampanyekan gaya hidup sehat melalui kegiatan-kegiatan positif di lingkungan mereka.Pemeriksaan kesehatan secara rutin sejak dini juga merupakan bagian penting dari pencegahan penyakit jantung.
Yayasan Jantung Indonesia memberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sebagai skrining atau deteksi dini dari penyakit jantung dan kardiovaskular. Yayasan Jantung Indonesia terus meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa penyakit jantung bukan hanya penyakit para manula tapi bisa menyerang siapa saja.